Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, jadi sorotan di tengah pandemi global virus corona.
Tak sedikit jumlah kritik yang diarahkan pada Menkes.
Apalagi ketika awal pandemi virus corona ini merebak, Terawan sempat melontarkan ujaran yang terkesan meremehkan.
Melalui wawancara eksklusif dengan Najwa Shihab, Presiden Jokowi menanggapi soal kritik tajam yang diarahkan pada Menkes dalam menangani pandemi global ini.
Dilansir Gridhot dari kanal YouTube Mata Najwa dalam 'Jokowi Diuji Pandemi', Najwa Shihab mewawancarai Sang Presiden.
Wawancara tersebut dilakukan di Istana Merdeka, beberapa jam sebelum Jokowi memutuskan untuk melarang mudik lebaran 2020.
Sebelum memasuki istana, Najwa Shihab dan kru melakukan beberapa tes terlebih dahulu, salah satunya yakni rapid test.
Barulah setelahnya, putri Ulama Quraish Shihab itu memasuki istana.
Pada kesempatan wawancara tersebut, Najwa Shihab meminta konfirmasi dari Jokowi terkait sejumlah kritik yang diarahkan pada pemerintah dalam menangani pandemi global virus corona.
Sebagai permulaan, Najwa Shihab menyebut kritik yang datang dari Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla.
"Jusuf Kalla menilai langkah pemerintah dalam mitigasi kurang cepat dan kurang tegas, Januari sudah muncul virus, tapi Maret pemerintah baru secara serius mengambil langkah.
Bahkan ada juga anggapan di awal pandemi ini banyak pejabat publik yang justru mengentengkan masalah," kata Nana, sapaan akrab Najwa Shihab kepada Jokowi.
Najwa Shihab pun lantas mengambil contoh Menkes Terawan lantaran ia sempat menyebut bahwa virus corona sama seperti flu biasa.
"Menteri Kesehatan Terawan, misalnya, yang bilang ini flu biasa, akan smebuh sendiri. Jadi ada kesan (Menkes) menganggap ini bukan masalah serius, apakah betul kesan itu?," tanya Najwa Shihab.
Jokowi pun lantas mengatakan bahwa virus corona merupakan virus yang berbahaya.
Meski demikian, lanjut Jokowi, masyarakat bisa menghindari dan mencegah terpapar virus corona.
"Tadi di awal sudah saya sampaikan, bahwa ini virus berbahaya, sangat berbahaya, tetapi bisa dicegah dan dihindari, tapi kita tidak ingin membuat kebijakan dengan cara grusa-grusu (terburu-buru), yang ini dinilai oleh publik mungkin lamban disitu," kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan bahwa dengan membuat masyarakat tidak panik juga merupakan suatu keputusan yang diambil pemerintah.
"Membuat publik tenang tidak dilihat sebagai sebuah keputusan, itu (membuat publik tenang) sudah keputusan. Membuat publik agar tidak panik itu keputusan, agak berbedanya disitu," kata Jokowi.
Presiden Jokowi lantas menceritakan awal-awal pandemi Covid-19 ini pemerintah juga diremehkan.
Ia mengatakan ada sejumlah ahli yang menilai laboratorium Kementerian Kesehatan tidak bisa dipakai untuk tes PCR.
Padahal, menurut Jokowi, pemerintah sudah berulang kali mengujinya di lab tersebut.
"Kemudian awal-awal juga lab yang di Kemenkes diragukan, 'gak bisa itu tes PCR'. Padahal sudah kita coba bolak-balik.
Banyak yang menyampaikan ahli-ahli bahwa itu tidak layak untuk melakukan uji PCR. Ya jangan seperti itulah. Sampai sekarang pun kan gak ada masalah," kata Jokowi.
Jokowi menekankan bahwa PCR, APD hingga masker menjadi rebutan ratusan negara yang terpapar virus corona atau covid-19.
"Dan perlu juga saya sampaikan, PCR ini ini rebutan, yang namanya APD, PCR, rapid test, masker semuanya menjadi rebutan 213 negara yang terpapar," kata Jokowi.
Najwa Shihab secara langsung menanyakan penilaian Presiden Jokowi atas kinerja Menkes Terawan dalam menangani pandemi global virus corona.
"To the point Pak Jokowi, bagaimana penilaian Bapak atas kinerja Menteri Kesehatan, Pak Terawan?," tanya Najwa Shihab.
Jokowi menilai wajar apabila ada masyarakat yang kecewa terhadap kinerja Menkes Terawan.
"Tidak ada yang sempurna di dunia ini, jadi kalau ada yang mengatakan masyarakat ada yang kecewa, ya wajar. Setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada resikonya," kata Jokowi.
Najwa Shihab bahkan turut menyinggung adanya sejumlah pihak yang meminta Menkes Terawan untuk mundur dari jabatannya.
"Walaupun ini hak prerogatif Pak Presiden memilih pembantunya, tapi sejauh ini ada yang menilai harus mundur karena kinerjanya jauh dari memuaskan," tutur Najwa Shihab.
Ia pun menjelaskan bahwa penilaian setiap orang memanglah berbeda.
"Penilaian berbeda-beda, yang ingin saya tanyakan, penilaian Bapak Presiden atas kinerja anak buahnya," kata Najwa Shihab.
Jokowi pun menegaskan bahwa masalah yang ditangani Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bukan hanya virus corona, melainkan ada demam berdarah yang juga mewabah di sejumlah daerah.
"Yang ditangani oleh Menteri Kesehatan kan bukan hanya urusan Covid-19. Ada juga yang lain misalnya DBD yang baru ramai di beberapa provinsi.
Tetapi, untuk urusan Covid kan sudah dihandle oleh Gugus Tugas. Dan saya melihat dokter Terawan sudah bekerja sangat keras," kata Jokowi.
(*)
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar