Hingga Jumat, kasus Virus Corona di negara persemakmuran Inggris tersebut masih sekitar 16 ribu lebih kasus.
Meski demikian, Stanley menegaskan sekali lagi bahwa pandemi Virus Corona ini masih baru dimulai.
Sehingga, akan muncul kemungkinan-kemungkinan baru lainnya.
Ia menegaskan tingkat visabilitas (tampak nyata) di Eropa dengan banyaknya pengujian membuat benua ini memiliki kasus konfirmasi positif Virus Corona jauh lebih banyak.
"Kesimpulannya, kita masih berada di titik awal pandemi, dan banyak pertanyaan tidak akan diselesaikan sampai bertahun-tahun di masa depan."
"Ada alasan untuk meyakini bahwa Virus Corona mungkin menyebar lebih cepat di Eropa, tetapi juga bukti kuat bahwa ini mungkin disebabkan sebagian besar karena visibilitas kasus yang lebih besar di negara-negara Eropa," jelasnya.
Peneliti lulusan University of Oxford ini menambahkan agar masyarakat untuk tetap menjaga jarak aman serta mematuhi saran medis seperti phisycal distancing untuk mengurangi risiko penularan.
Apalagi, Virus Corona bisa menyebar ke negara manapun.
"Ingatlah untuk tetap aman, dan ikuti saran medis saat ini untuk mengurangi risiko infeksi untuk Anda dan keluarga Anda," imbaunya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "Peneliti Inggris Ungkap Mengapa Corona di Eropa Lebih Cepat, Singgung Lonjakan Kematian di Jakarta"