Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang mudik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hal itu dilakukan tentu demi memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19).
Melansir Antara, pelarangan mudik tersebut dilakukan melalui video conference setelah Kementerian Perhubungan melakukan kajian.
"Pada rapat hari ini saya ingin menyampaikan juga mudik semuanya akan kita larang," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (21/4/2020).
Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema "Lanjutan Pembahasan Antisipasi Mudik" melalui video conference bersama Wakil Presiden, Ma'ruf Amin dan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Presiden mengaku tidak ingin mengambil risiko penyebaran virus corona lebih luas lagi.
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah telah membuat larangan mudik bagi ASN, TNI, Polri, dan pegawai BUMN.
Namun pada Selasa (21/4/2020) lalu presiden secara resmi melarang kegiatan mudik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Demi mendukung keputusan presiden tersebut, Kepolisian sejak Jumat (24/4/2020) telah melaksanakan Operasi Ketupat Jaya 2020.
Diketahui, larangan mudik oleh pemerintah mulai berlaku pada Jumat pukul 00.00 WIB.
Melansir Kompas.com, meski pemerintah sudah membuat larangan mudik, nyatanya ada saja masyarakat yang nekat.
Kepolisian menindak 1.181 kendaraan untuk memutar balik saat melintas di lokasi penyekatan Tol Jakarta-Cikampek, Jumat (24/4/2020) dini hari.
"Sejak pukul 00.00 hingga 05.00 WIB tercatat ada 1.181 kendaraan yang diputarbalikkan di dua lokasi penyekatan," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Sambodo Purnomo di Jakarta.
Namun rupanya, ada yang berhasil meninggalkan Jakarta menuju Padang, Sumatera Barat.
Dilansir Gridhot dari TribunJakarta.com, Yani Fitri (35) seorang perantau di Jakarta berhasil mudik pada hari pertama penerapan larangan mudik, Jumat (24/4/2020).
Jika gagal, ia tidak tahu bagaimana bertahan hidup di Ibu Kota di tengah pandemi Covid-19.
Yani sempat bercerita kisahnya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebelum bertolak ke Padang.
Wanita asal Padang itu bercerita, ia bekerja sebagai manajer penyanyi Minang, dan ia biasa berpergian antarprovinsi dan kota.
Kendati demikian, imbas pandemi Covid-19 di Indonesia, sejumlah acara pun dibatalkan dan hal ini berdampak pada penghasilannya.
"Aku mau pulang ke Padang karena memang orangtuaku di sana. Kerjaanku manajer penyanyi Minang dan kebetulan kemarin itu lagi ada promo film. Dari 18 kota kita baru datangi 2 kota dan sisanya di-cancle," ceritanya.
Selama di Jakarta, ia menyewa kamar kos dan bertahan hidup selama dua bulan dari uang simpanannya.
"Aku sempat mikir dalam hati separah apa situasi ini dan ternyata memang seperti ini. Akhirnya dua bulan di kosan pakai uang simpanan aja," katanya.
"Ibaratnya ini uang buat orangtua malahan dipakai untuk bertahan hidup di Jakarta," lanjutnya.
Akhirnya, Yani memilih untuk pulang ke Padang menjelang awal Ramadhan karena uang simpanannya sudah menipis.
"Akhirnya aku pesan tiket ke Padang naik Maskapai Batik Air dan dapat penerbangan pukul 12.45 WIB. Waktu itu aku pesan tiket hari Rabu (22/4/2020)," ungkapnya.
Awalnya, Yani sudah merasa lega karena pemesan tiket melalui travel sudah disetujui, namun pada Kamis (23/4/2020), ia was-was usai membaca berita terkait pengendalian transportasi mudik.
"Di situ sudah mulai ragu. Hati saya ragu karena katanya mulai hari ini pukul 00.00 WIB, tak boleh melakukan penerbangan penumpang," katanya.
"Di situ aku langsung mikir, kalau enggak bisa pulang berarti aku mati kelaparan di Jakarta. Sebab aku sudah enggak ada uang simpanan sama sekali," ungkapnya.
"Ditambah hari ini kosan terakhir. Saya makanya sudah ragu. Kalau gagal berangkat, siapa yang mau nanggung hidup saya?" tambah dia.
Datang lebih awal, akhirnya, hari yang ditunggunya pun tiba.
Ia mengaku tak bisa tidur usai sahur hari pertama dan mulai mencari informasi bagaimana kondisi penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta.
"Dari di kosan saya sudah tanya teman soal Bandara Soetta ada penerbangan atau enggak. Makanya ini saya berangkat lebih awal," lanjutnya.
Sambil membawa barang bawaannya, ia bertanya ke pusat informasi dan sejumlah petugas untuk kepastian keberangkatannya hari ini.
"Tadi nanya tapi masih disuruh tunggu. Alhamdulillah ada kabar baik dan saya sudah bisa lakukan check in tiket," katanya.
Yani mengatakan, keluarganya di Padang sudah menyiapkan ruangan untuk dirinya melakukan karantina mandiri selama 14 hari sesuai protokol kesehatan.
"Jadi di sana sudah disiapkan kamar. Saya akan karantina mandiri selama 14 hari dan ada persyaratan yang sudah disiapkan," ungkapnya.
Kamar yang disiapkan oleh keluarga Yani ialah kamar paling depan dengan sirkulasi udara lebih baik.
"Keluarga di kamar belakang dan kamar saya di depan. Jadi kalau mau berjemur saya bisa keluar lewat jendela," katanya.
Ia dan keluarganya juga sudah membuat sejumlah aturan detail mengenai bagaimana hidupnya selama 14 hari di rumah.
Begitu tiba di depan rumah, Yani akan memberikan pesan ke keluarganya agar keluarganya segera menuju kamar belakang dan ia masuk ke rumah.
Peraturan kedua yang disepakati dengan keluarganya ialah tak keluar kamar sampai 14 hari sehingga untuk cucian kotor, makan sahur dan berbuka akan diantarkan oleh orangtuanya.
"Jadi kata orangtua kalau ada kain kotor taruh aja di depan. Nanti kalau makanan di taruh di depan pintu," ucapnya.
"Setelah orangtua saya ketuk pintu, 5 menit kemudian saya baru ambil," tambah dia.(*)