Ngos-ngosan Hadapi Wabah Corona, Negara Tetangga Indonesia Ini Diprediksi Alami Krisis Moneter Usai Pandemi, Pertumbuhan Ekonominya Bakal Menyusut hingga Minus 4 Persen

Risiko gelombang infeksi berikutnya masih tetap tinggi, selama vaksin belum ditemukan.

Namun MAS mengatakan, meskipun prospek suram, Singapura belum mengalami arus modal keluar yang signifikan.

Baca Juga: 2 Bulan Lalu Nikah Instan Karena DM Instagram, Gadis Viral yang Rela Tinggalkan Pacar demi Lamaran Pria Baru Dikenal Kini Bicara Soal Cobaan, Singgung Soal Cinta dan Waktu

Kebijakan moneter dan fiskal yang "tepat waktu"

Sejauh ini, telah ada "dukungan tepat waktu dan serentak" berupa kebijakan moneter, keuangan, fiskal dan regulasi.

Berbagai kebijakan itu telah berhasil "mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang tepat untuk mencegah meluasnya tekanan disinflasi".

MAS juga menggaris bawahi bahwa kebijakan fiskal akan memainkan "peran utama" dalam upaya meredam dampak dari resesi.

Baca Juga: Orang yang Tak Tahu Pasti Mengira Pelit, Aktor Tampan Ini Bagi-bagi Tepung Terigu ke Warga Terdampak Corona, Saat Bungkusan Dibukan Uang Tunai Rp 3 Juta Ada di Dalamnya

Sampai saat ini, pemerintah telah meluncurkan tiga paket kebijakan senilai hampir 60 miliar dolar Singapura dalam periode sembilan minggu.

"Secara keseluruhan, dukungan tepat waktu dan terpadu dari kebijakan moneter, keuangan, fiskal dan regulasi akan meringankan biaya ekonomi pandemi," kata laporan setengah tahunan MAS.

Kebijakan-kebijakan itu "akan membantu mencegah guncangan temporer yang parah" dan krisis ekonomi yang lebih dalam dan lebih lama. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bank Sentral: Singapura Hadapi Resesi Ekonomi Lebih Parah dari Perkiraan Semula"