"Rupiah hari ini alhamdulillah di bawah Rp 15.000. Sekarang di-trading Rp 14.800 hingga Rp 14.000 dan akan terus menguat," ujar Perry ketika melakukan rapat kerja dengan anggota Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4/2020).
Lebih lanjut dia pun mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, defisit transaksi berjalan akan lebih rendah dari 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut lenij rendah dibandingkan perkiraan yang di kisaran 2,5 persen hingga 3 persen dari PDB.
"Kalau CAD rendah, tekor defisit lebih rendah, dan itu mendukung nilai tukar menguat," ujar Perry.
Faktor lain yang mendukung penguatan rupiah adalah perbedaan suku bunga di dalam negeri dan luar negeri yang cukup tinggi.
Dia mencontohkan, jika Surat Berharga Negara (SBN) pada lelang beberapa waktu lalu sempat menyentuh angka yield (imbal hasil) 8,08 persen saat ini sudah turun di kisaran 7,97 persen.
"Itupun kalau dibandingkan dengan suku bunga Amerika Serikat, perbedaannya lebih dari 7,5 persen.
Nah 7,5 persen ini akan menarik inflow ke dalam negeri, termasuk di SBN," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur BI: Alhamdulillah Rupiah Menguat di Bawah Rp 15.000"
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar