"Keterlibatan ... pengamat Taiwan dalam majelis adalah pertanyaan bagi 194 negara anggota WHO. Ini bukan wewenang sekretariat WHO untuk memutuskan,” katanya.
Solomon mengatakan, WHO memahami bahwa sejumlah negara telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang masalah ini. “Akan tetapi, bukan peran staf WHO untuk terlibat dalam masalah geopolitik. Sebenarnya, prinsip-prinsip netralitas dan imparsialitas kami ada untuk menjauhkan kami dari masalah-masalah itu,” jelasnya.
Dia menambahkan, tahun lalu perwakilan Taiwan telah menghadiri delapan pertemuan WHO untuk para ahli dan enam acara informal. Selain itu, dua ahli medis Taiwan juga telah ambil bagian dalam konferensi video tahun ini untuk membahas pandemi.
Pada hari Sabtu, Liu Yuyin, juru bicara misi permanen Tiongkok di Jenewa, memperingatkan bahwa seruan agar Taiwan memainkan peran dalam majelis mengirim pesan yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan di pulau itu dan mengkritik Washington karena "mempolitisasi" upaya global untuk memerangi pandemi.
Liu merujuk pada panggilan konferensi oleh Menteri Kesehatan AS Alex Azar dengan pejabat kesehatan Taiwan pekan lalu di mana ia menyatakan dukungan penuh Amerika untuk Taiwan bergabung dengan acara WHO sebagai pengamat.
“Dengan melakukan hal tersebut, AS mempolitisasi pencegahan epidemi dan mengirimkan sinyal yang sangat salah kepada pasukan separatis di Taiwan, China. Tiongkok dengan tegas menentangnya,” kata Liu dalam sebuah pernyataan publik.
Lai I-chung, presiden Prospect Foundation, sebuah think-tank pemerintah di Taipei mengatakan, selain untuk menyuarakan pencapaian Taiwan melalui platform WHO, AS sedang berusaha mendorong Taiwan untuk berpartisipasi dalam badan kesehatan global untuk melanggar 'aturan tak terucapkan' lama di WHO bahwa partisipasi Taiwan perlu persetujuan dari China,” kata.
Langkah seperti itu hanya akan meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing yang hubungannya telah sangat tegang oleh kritik tentang bagaimana Beijing dan WHO menangani wabah tersebut, kata Lai.
Sekadar tambahan saja, mengutip Reuters, Taiwan dikecualikan dari WHO karena tekanan diplomatik dari China, yang menganggapnya hanya provinsi yang tidak patuh tanpa hak.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Cara AS pancing kemarahan China: Dorong perwakilan Taiwan di WHO.