Apalagi ketika kondisi Krisdayanti sempat turun drastis dengan kantong mata hitam, bibir kering dan mata kuyu karena narkoba pada 24 Mei 1975 silam.
"Aku tak bisa menghentikan shabu! Sia-sia saja aku berharap sembuh dengan segera, karena sakauw telah meracuniku setiap hari, setiap detik," katanya.
Tetapi, teguran dan kondisinya yang sempat menurun tak membuat Krisdayanti berhenti dari narkoba.
Ia justru semakin brutal dengan memesan dan membawa narkoba ke rumahnya.
Krisdayanti sering menghubungi bandar untuk membeli narkoba dan menghisapnya di rumah.
Bandar dan narkoba adalah satu-satunya pilihan Krisdayanti dibanding harus menghubungi teman-temannya untuk refreshing.
"Itu (memesan shabu kepada bandar) lebih baik daripada aku menghubungi teman-teman pemakai. Tentu aku memanggil bandar jika Anang tidak ada di rumah," ungkapnya.
Bahkan Krisdayanti pun bersembunyi-sembunyi setiap kali transaksi narkoba di rumahnya agar tak seorang pun melihat ulahnya.
Sampai suatu ketika Anang mendapati istrinya mengonsumsi narkoba karena ada sisa putung rokok sang bandar di meja ruang tamunya.