Lubang hitam tersebut memiliki massa lima kali Matahari dan bersifat non-akresi, artinya tidak meradiasikan foton gelombang elektromagnetik dalam jumlah signifikan.
Tidak terlihat dari Indonesia Marufin berkata bahwa sistem bintang tripel di rasi Telescopium dapat dilihat, karena berada di deklinasi -52 derajat, sehingga mudah disaksikan dari segenap lokasi di hemisfer selatan dan sebagian hemisfer Utara.
"Yakni hingga maksimum garis 38 derajat LU," ujar dia.
Sistem bintang tripel di rasi Telescopium ini juga tergolong terang untuk ukuran astronomi, yaitu pada magnitudo +54.
"Hanya dengan binokuler atau dengan kamera-kamera generasi terkini, sistem bintang ini dapat dilihat dengan mudah," jelas dia.
Akan tetapi, untuk lubang hitam terbaru HR 6819 ini sendiri, Marufin menegaskan tidak mungkin bisa terlihat, kecuali batas luarnya yaitu horizon peristiwa.
Untuk melihatnya harus menggunakan teknik khusus dengan memanfaatkan sejumlah observatorium non-optikal seperti didemostrasikan oleh konsorsium Event Horizon Telescope (EHT) dengan sejumlah teleskop radio.
Pada konsorsium EHT, sejumlah teleskop radio yang saling berjauhan bekerja bersama-sama dengan teknik very long baseline interferometry (VLBI).
"Sehingga secara virtual menciptakan teleskop radio tunggal sebesar planet kita," jelas dia.