Pada pajang gelombang 1,3 mm EHT mampu menciptakan resolusi cukup tinggi sehingga bisa 'melihat' horizon peristiwa lubang hitam.
Marufin berkata, sejauh ini umat manusia telah mampu melihat lubang hitam melalui mencitra dalam gelombang radar.
Namun baru pada kelas lubang hitam supermassif yang menghuni pusat galaksi.
Bukan pada kelas lubang hitam stellar yang terbentuk dari evolusi sebuah bintang.
Sementara itu, meski dalam kategori dekat dengan Bumi.
Marufin menegaskan bahwa ditemukannya lubang hitam terbaru ini tidak membuat efek apapun pada planet Bumi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lubang Hitam Baru Terdekat Bumi, Bisakah Terlihat dari Indonesia?"
(*)