"Gabungan dengan sekutu, mitra dan teman kami di kawasan itu adalah peluang untuk membangun hubungan yang kuat dan sudah ada," kata Komandan Andrew Klug, kapten kapal William P Lawrence.
Selama satu minggu latihan bersama, terakhir pada Rabu (6/5/2020), kapal perang AS lainnya berlayar di dekat pulau yang diklaim sebagai wilayah China.
Tindakan itu diprotes oleh China karena dianggap melanggar kedaulatannya.
Angkatan Laut AS telah mengklaim melakukan kebebasan operadi di wilayah navigasi di perairan internasional di seluruh dunia, bahkan di lautan sekutu yang dikatakan sebagai milik mereka.
Saat ini, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, Vietnam, dan Indonesia, diklaim memiliki hak yang sama atas Laut China Selatan.
Sementara, AS, Jepang, dan India, tidak memiliki klaim teritorial di sana.
Dalam tantangan sebelumnya ke China di perairan Asia, Lawrence dan kapal perusak AS lainnya menuju Selat Taiwan pada bulan April.
Perairan itu memisahkan Taiwan yang dilihat dari Beijing sebagai kawasan jahat dari daratan China.
Sementara itu, klaim atas Laut China Selatan tak henti-hentinya disuarakan oleh China, termasuk terbaru melarang Vietnam untuk masuk ke wilayah tersebut setidaknya hingga Agustus.
Menurut peneliti, Laut China Selatan menyimpan sumber daya menggiurkan bagi negara-negara dunia.