Eli bertugas di Argentina hingga 9 bulan. Setelah itu ia kembali ke Israel menemui istrinya dan melaksanakan tugas baru yang diberikan Mossad untuk masuk ke Suriah.
Ia masuk lewat Damaskus dengan menyandang nama Kamal Amin Ta’abet pada 1962 dan berstatus sebagai seorang pengusaha kelahiran Beirut, Libanon.
Cohen bahkan mengaku orang tuanya dari kalangan Muslim tulen dengan nama Amin Ta’abet.
Tidak banyak rintangan ditemui Eli. Di Suriah Eli bisa berperilaku bak Muslim tulen karena kemampuannya berbahasa Arab.
Bahkan dengan segala kepiawaiannya itu ia bisa menikmati kehidupan glamor dan berkawan dengan kelompok pejabat serta kaum jetset.
Tidak mengherankan pula kalau kemudian ia masuk dalam lingkaran pemerintahan Suriah dan menjabat sebagai Deputi Menteri Pertahanan Suriah.
Suatu jabatan yang tak bisa dianggap rendah dan bahkan strategis bagi seorang mata-mata.
Jabatan itu ia raih karena Cohen kenal dekat dengan Presiden Hafiz, kawan lamanya. Ia juga menjadi pejabat penting di Partai Baath.
Pengiriman informasi-informasi penting yang dibutuhkan Mossad, dilakukan Eli Cohen melalui sebuah stasiun radio di Damaskus.
Atas rekomendasi dari para pejabat tinggi, Eli memang bisa jadi orang penting di radio tersebut.