Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ngambek-ngambekan, China Gembor-gembor Amerika Serikat Nunggak Iuran PBB Hingga Rp 29 Triliun, Gelombang Permusuhan Kian Tinggi

None - Minggu, 17 Mei 2020 | 07:13
Konferensi PBB
Kompas.com

Konferensi PBB

Gridhot.ID - Gelombang permusuhan antara China dengan Amerika Serikat sepertinya kian meninggi seiriing waktu.

Hal itu terlihat dari laporan China terkait PBB akhir-akhir ini.

China menyerukan kepada semua negara anggota PBB untuk "secara aktif memenuhi kewajiban keuangan mereka kepada organisasi ini", dan menekankan bahwa Amerika Serikat (AS) berutang kepada PBB lebih dari US$ 2 miliar.

Baca Juga: Turut Cicipi Kerasnya Ibu Kota Bersama Sang Maestro, Untung Blangkon Kisahkan Kenangannya Lihat Almarhum Didi Kempot Rela Ngamen untuk Makan Bersama: Ingat Dulu Sedihnya Luar Biasa

"Pada 14 Mei, total yang belum dibayar di bawah anggaran rutin dan anggaran pemeliharaan perdamaian PBB masing-masing mencapai US$ 1,63 miliar dan US$ 2,14 miliar dolar AS," kata China dalam pernyataan yang mereka rilis Jumat (15/5).

China mengutip angka utang negara-negara anggota lembaga yang bermarkas di New York, AS, tersebut dari laporan kantor Sekretaris Jenderal PBB dan pertemuan yang organisasi itu adakan pada Kamis (14/5).

Kewajiban tersebut termasuk tunggakan dalam beberapa tahun terakhir. "Amerika Serikat adalah debitur terbesar, masing-masing masing-masing memiliki US$ 1,165 miliar dan US$ 1,332 miliar," ungkap China seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Jadi Presiden Perdamaian Dunia, Sosok Ini Minta PSBB Dilonggarkan dan Jamin Keselamatan Jokowi: Kalau Ada yang Mengganggu, Saya Akan Melindungi Kalian

AS adalah kontributor terbesar untuk anggaran PBB, membayar 22% dari biaya operasional tahunan organisasi itu mencapai US$ 3 miliar, dan 25% dari operasi pemeliharaan perdamaian US$ 6 miliar per tahun.

Secara resmi, AS membayar 27,89% dari anggaran pemeliharaan perdamaian PBB. Tapi, Kongres memutuskan dan Presiden Donald Trump pada 2017 melaksanakan pemotongan menjadi 25% atau berkurang US$ 200 juta.

AS memiliki tahun fiskal yang berjalan mulai Oktober hingga Oktober, yang bisa membuat negeri uak Sam tampak seperti debitur yang bahkan lebih besar pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.

Baca Juga: Peneliti Dunia Sampai Heran, Pasien Positif Corona di Indonesia Justru Alami Gejala Baru yang Sangat Aneh, Begini Penjelasannya

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x