Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Suku Baduy Tak Pernah Tersentuh Corona, Bongkar Rahasianya, Ritual Ketat Selama 3 Bulan Ini Disebut Ampuh Matikan Virus Berbahaya Tersebut

None - Senin, 18 Mei 2020 | 03:13
Suku Baduy
KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH

Suku Baduy

Baca Juga: Sudah Nyicil Puasa Khifarat untuk 5 Nyawa, Ryan si Jagal dari Jombang Tinggal Menghitung Hari Jalani Eksekusi Mati, Lakukan Pertobatan dengan Puasa Selama Dua Bulan Berturut-turut untuk Setiap Korban yang Dihabisi

Selain itu masih ada juga wisatawan dari negara-negara lain yang membuat Bali menjadi beresiko tinggi kasus penyebaran virus corona.

Tapi kenyataannya sebaliknya, Bali menjadi salah satu wilayah yang sukses menekan kasus covid-19 tanpa menjalankan PSBB.

"Saya kira kerja-kerja efektif yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali dalam penanganan COVID-19 bisa dijadikan contoh. Karena memang jika dilihat, Bali ini paling banyak turis dari Tiongkok, harusnya yang paling banyak terkena dampak itu Bali," kata Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan PSBB melalui video conference, Selasa (12/05).

Otoritas Bali mengklaim giat menelusuri kontak pasien positif Covid-19. Prosedur itu dilakukan lewat Desa Adat, kata Ni Nyoman Sri Budayanti, Ketua Tim Lab Pemeriksaan Kasus Covid-19 Bali.

Baca Juga: Sudah Nyicil Puasa Khifarat untuk 5 Nyawa, Ryan si Jagal dari Jombang Tinggal Menghitung Hari Jalani Eksekusi Mati, Lakukan Pertobatan dengan Puasa Selama Dua Bulan Berturut-turut untuk Setiap Korban yang Dihabisi

"Pemerintah Bali rajin melakukan tracing karena ada sistem desa adat dan pemuka agama yang bisa diajak berkolaborasi," tuturnya saat dihubungi.

"Peran desa adat besar sekali karena di Bali kami tidak menggunakan sistem RT/RW tapi banjar. Itu yang membuat sesama warga tahu yang terjadi di sekitarnya," kata Sri.

Sri mengatakan, jumlah tes PCR yang dilakukan Bali tidak lebih besar ketimbang daerah lain. Akan tetapi, kata dia, pemeriksaan spesimen secara cepat menjadi kunci deteksi kasus Covid-19 di Bali.

Sri berkata, setiap hari Laboratorium RS Sanglah menerima sekitar 300-400 spesimen. Hingga 8 Mei lalu, pihaknya telah memeriksa 4.722 spesimen warga Bali.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan Mendadak Tulis 100 Perintah Allah, Mantan Panglima TNI Ini Bikin Netizen Tercengang, Warganet: Berarti Sangat Penting Sampai Diperintahkan Dua Kali

"Setiap tempat di Indonesia tesnya belum cukup. PCR juga tidak ada di setiap tempat. Di Bali, sebagian sampel dikirim ke RS Sanglah."

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x