WHO menegaskan, tidak ada cara untuk menjamin melonggarkan pembatasan tidak akan memicu gelombang kedua infeksi virus corona.
"Banyak negara yang ingin keluar dengan berbagai langkah," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Tapi rekomendasi kami masih sama yakni kewaspadaan di negara manapun harus berada pada tingkat tertinggi," lanjutnya.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam mengungkapkan pandemi corona memicu perkembangan riset di perguruan tinggi.
Perkembangan riset tersebut mencakup alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan pandemi corona.
"Peralatan-peralatan kesehatan yang selama ini pemenuhannya melalui impor, ternyata bisa kita produksi sendiri," ujar Nizam.
Pelaksanaan riset yang sebelum masa pandemi dapat memerlukan waktu hingga bertahun-tahun, saat ini dapat dikembangkan dalam waktu pendek.
Nizam mengungkapkan perguruan tinggi melakukan berbagai kolaborasi riset untuk pemenuhan berbagai perlengkapan medis yang sangat dibutuhkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Kita mendorong perguruan tinggi untuk melakukan riset terapan baik itu APD maupun alat-alat kesehatan, obat-obatan. Dan kita bersinergi dengan Kemenristek," ucap Nizam.