Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Siswa Pendidikan Kejuruan Tamtama Infanteri (Dikjurtaif) melakukan praktek latihan luar.
Mereka berlatih di sekitar tower pemancar TVRI Ifar, Gunung Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (19/5/2020) kemarin.
Dilansir Gridhot dari akun Instagram @kodam17, para siswa tersebut berhasil menyelamatkan seorang warga yang telah menghilang selama seminggu.
Dari unggahan tersebut diketahui bahwa warga yang hilang tersebut berasal dari Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Siswa-siswa Dikjurtaif yang sedang melaksanakan praktek latihan luar disekitar tower pemancar TVRI Ifar Gunung Kompleks menemukan satu orang warga asal Kabupaten Pegunungan Bintang yang sudah satu minggu dinyatakan hilang oleh pihak keluarga, pada Selasa (19/05/2020)," tulis akun Instagram tersebut.
Kabar tersebut rupanya juga dikonfirmasi langsung oleh Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto.
Eko membenarkan bahwa penemuan tersebut bermula ketika siswa Dikjurtaif tengah melaksanakan praktek di luar Mako Rindam XVII/Cenderawasih.
"Saat dikonfirmasi Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto membenarkan bahwa penemuan tersebut bermula ketika siswa Dikjurtaif sedang melaksanakan praktek diluar Mako Rindam XVII/Cenderawasih.," kata akun @kodam17.
Diceritakan bahwa setelah menerima teori praktis dari pelatih, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk melaksanakan latihan.
Saat latihan berlangsung itulah, siswa Efetus Malo melihat tubuh manusia.
Siswa tersebut melihatnya tengah terbaring di tanah di antara rerumputan dan semak di bawah pohon.
"Untuk meyakinkan apa yang dilihatnya siswa Efetus Malo meletakkan ranselnya dan bergegas menuju posisi dimana tempat tersebut,"kata Kapendam seperti dikutip Gridhot dari akun Instagram tersebut.
Kemudian siswa Efetus Malos pun memeriksa secara fisik, apakah sosok lelaki yang terbaring itu masih hidup atau tidak.
Efetus Malo dengan seksama melihat pergerakan naik turunnya rongga dada.
Ia juga mendengarkan detak jantung, mengecek nafas yang keluar dari hidung, serta meraba nadi di tangan.
Hal tersebut ia lakukan sesuai dengan ilmu yang didapatnya selama pendidikan di Rindam XVII/Cenderawasih.
"Setelah yakin bahwa orang tua itu masih hidup, siswa Efetus Malo memanggil dengan menepuk tangan orang tua sampai terbangun," tambah Kapendam.
Kemudian ketika orang tua tersebut terbangun, ia langsung berkata "telepe" yang memiliki arti "selamat sore".
Kata tersebut merupakan bahasa Ketengban dari Suku Pegunungan Bintang.
Adapun kata tersebut diucapkan dengan sangat pelan.
Orang tua itu lantas berkata "jendepman" yang berarti "saya lapar".
Siswa Efetus Malo rupanya sama-sama warga asli Kabupaten Pegunungan Bintang sehingga ia langsung memahami ucapan pria tersebut.
Efetus Malo langsung bergegas menuju tempat Lettu Inf Juhari selaku Gumil/Pelatih untuk menyampaikan penemuan dan keluhan dari orang tua tersebut.
Melansir Antara Papua, tidak butuh waktu lama bagi pelatih dan siswa tersebut bergegas menuju lokasi orang tua itu.
Orang tua itu kemudian diberi minum dan dibantu menyuapi makanan.
Lebih lanjut, setelah melihat kondisi orang tua tersebut yang masih kurang baik, Lettu Inf Juhari menghubungi piket Rindam untuk mengevakuasi menuju ke KSA.
Lantas sesampainya di KSA, petugas kesehatan, Serma Ahmad Taufik, langsung mengecek kondisi kesehatannya dan memberikan obat untuk memulihkan kondisi bapak tersebut serta menanyakan asal usulnya.
Setelah menerima keterangan dari bapak tersebut, pihak Rindam langsung menghubungi anak dari bapak tersebut yang bernama Nanas Mitne dan Kosmas Mitne yang tinggal di Asrama Okbab Toladan, Sentani.
Mendengar orang tuanya sudah ketemu, Nanas Mitne langsung menuju Rindam untuk menjemputnya dan menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah menemukan bapaknya yang sudah hilang selama satu minggu.
"Terima kasih bapak TNI yang sudah menemukan serta merawat bapak saya yang sudah hilang selama satu minggu ini," ucapnya.
Laki-laki tua yang dalam kondisi lemah tersebut bernama Wem Mitne (80).
Ia tinggal di Kampung Maksum distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang.
Namun, untuk saat ini ia tinggal bersama keluarga di asrama Okbab Toladan Sentani. (*)