Mengutip dari Asia Times yang telah mengumpulkan data, China baru-baru ini memposisikan sistem peringatan dini dan kontrol KJ-500 di udara (AEW & C) di pulau yang disengketakan di Spratlys, yang telah berfungsi sebagai pusat komando dan kontrol operasi China di daerah tersebut.
“Alat tersebut berada dalam ruang lingkup kedaulatan Tiongkok yang meningkatkan pembangunan di pulau-pulau dan terumbu di Laut China Selatan dan menyebarkan senjata pertahanan sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasional China,” jelas Zhang Junshe, seorang peneliti senior di PLA Naval Military Studies Lembaga Penelitian, baru-baru ini mengatakan kepada Global Times yang berafiliasi dengan pemerintah China.
Kondisi ini berdampak pada negara-negara tetangga China yang lebih kecil yang juga mengklaim memiliki hal di wilayah Laut China Selatan, termasuk Malaysia yang biasanya tak banyak bicara.
Pasalnya, kapal-kapal China selama berbulan-bulan telah memburu kapal eksplorasi minyak Malaysia yang beroperasi di dalam zona ekonomi eksklusifnya sendiri (EEZ).
Perselisihan ini mendorong AS melakukan intervensi pada bulan lalu dengan mengirimkan kapal perang.
Hingga akhirnya, kapal Tiongkok meninggalkan daerah itu pada 15 Mei.
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Koar-koar Tak Takut Lawan Negara-negara ASEAN, China Melempem Saat AS Kerahkan Armada Perang Sekaligus Termasuk Kapal Penghancur.
(*)