Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Laut China Selatan Memanas, Anggaran Militer Indonesia Terlanjur Dipangkas Demi Corona, TNI Bakal Kesulitan Jika Tiongkok Macam-macam

None - Kamis, 21 Mei 2020 | 09:13
Militer Indonesia
Kompas.com/Kristianto Purnomo

Militer Indonesia

Pemerintah Indonesia menanggapi aksi itu dengan protes diplomatik ke Beijing, dan dalam sinyal keseriusan Indonesia, Presiden Joko Widodo secara pribadi memimpin pertemuan dengan angkatan laut dan penjaga pantai di Laut Natuna Utara, memerintahkan patroli yang lebih intens.

Tak satu pun dari masalah ini diselesaikan antara Jakarta dan Beijing.

China masih menganggap Laut Natuna Utara sebagai bagian dari sembilan garis putus-putusnya, sementara Indonesia memiliki kebijakan tegas untuk tidak mengakui klaim semacam itu.

Baca Juga: Terjun Langsung Usir Kapal-kapal China di Laut Natuna Hingga Selamatkan WNI dari Wuhan, Laksamana Yudo Margono Kini Resmi Dilantik Jadi KSAL, Ganjaran Setimpal Bagi Pimpinan Marinir dengan Rekam Jejaknya yang Mengagumkan

Jadi, sementara patroli maritim tetap diperlukan bagi Indonesia untuk memastikan China tidak melanggar batas perairannya, memotong anggaran pertahanan akan menimbulkan tantangan bagi pengawasan tersebut.

Tetapi bukan hanya perselisihan dengan Cina yang tetap menjadi risiko di perairan Asia Tenggara yang ditransisi dengan berat ini.

Pembajakan adalah ancaman abadi lainnya yang mungkin meningkat ketika ekonomi kawasan memburuk, memberi tekanan pada perusahaan bisnis yang sah dan menciptakan insentif untuk kegiatan terlarang.

Baca Juga: Sindir Imbauan Jokowi untuk Berdamai dengan Corona, Jusuf Kalla: Kalau Kita Hanya Ingin Damai, Tapi Virusnya Enggak, Bagaimana?

Perairan di dan sekitar Indonesia telah lama dianggap sebagai salah satu zona paling berbahaya untuk pembajakan.

Lebih dari 60% dari semua insiden pembajakan laut antara tahun 1993 dan 2015 terjadi di Asia Tenggara, dengan lebih dari 20% dari insiden tersebut terjadi di Indonesia saja.

The Intrepeter menuliskan, hasil penelitian pasca krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an menemukan peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah kasus pembajakan di perairan Indonesia dibandingkan dengan dekade sebelumnya, dengan 115 kasus dilaporkan pada tahun 2001 dibandingkan dengan hanya 10 pada tahun 1993.

Baca Juga: Ditemukan Lemas Terlentang oleh Siswa Dikjurtaif Rindam XVII/Cenderawasih, Pria Tua Ini Berkata Lirih 'Saya Lapar', Sang Calon Prajurit Gercep Tolong

Source : kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x