Mengatasnamakan sebagai koordinator santri Temboro, T akhirnya menanyakan kepada salah satu santri OTG positif Covid-19 Klaster Temboro yang dikarantina di gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen.
"Awalnya saya engga tanya, tapi setelah sudah terekspos akhirnya saya tanyakan kepada satu OTG positif Covid-19 Klaster Temboro kenal engga dengan nomor ini, tapi dia bilang engga kenal," kata T.
Dia juga meminta kepada santri tersebut jika mengenali nomor itu agar memberitahu bahwa nakes hanya menjalankan tugas kesehatan bukan maksud mendholimi.
T menganggap peneror tersebut kurang pemahaman dan berbeda pendapat sehingga melakukan hal tersebut.
"Santri ini setelah mengetahui positif Covid-19 juga memberontak ketika diminta karantina di SMS tapi dengan pendekatan dengan penjelasan kita berusaha memahami akhirnya dia mau," lanjutnya.
T mengaku hubungannya kini semakin baik, bahkan setiap hari dirinya berkomunikasi dengan santri yang dikarantina di SMS tersebut .
Janda dua anak tersebut kini hanya berharap agar tenaga medis tetap kondusif dan tidak perlu takut.
"Misalkan nanti ketemu dengan yang bersangkutan (peneror) kita selesaikan secara kekeluargaan saja bagaimanapun juga mereka adalah saudara kita".
"Mungkin dia kurang pemahaman saja, dengan diberikan pemahaman tujuannya nakes seperti apa bukan bermaksud mendholimi namun mengobati sehingga kita bisa bergandengan tangan melawan Covid-19," tandasnya.
Respon Ganjar