"Saat di awan tinggi terbentuk awan Cirrus yang dingin dengan kristal-kristal es, maka kristal es tersebut akan membiaskan cahaya bulan saat malam," jelas Thomas.
Pembiasan cahaya tersebut, kata dia, membentuk lingkaran berwarna seperti matahari.
Atau bahkan hanya tampak sekadar lingkaran hitam putih, karena warnanya tidak tampak.
"Lingkaran ini, kemudian disebut dengan halo," kata Thomas.
Di siang hari, halo juga dapat terjadi pada matahari.
Thomas menjelaskan prosesnya juga sama seperti halo yang membuat fenomena bulan bercincin.
Pada siang hari, fenomena ini muncul karena adanya awan Cirrus yang membawa kristal es yang membiaskan cahaya dari matahari.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar