Sementara itu, melansir laman Facebook The TPNPB News, KKB Papua memberikan pernyataan resminya yang disampaikan oleh Lekagak Telenggen melalui juru bicaranya, Sebby Sambom.
"Siaran Pers KOMNAS TPNPB-OPM Per 2 Juni 2020
The TPNPBNews: Intan Jaya, hari senin, 01/06/2020. 11:55 waktu lokal papua. Laporan Resmi TPNPB-OPM yang telah di Terima Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM, yang mana telah dikeluarkan Oleh Komandan Operasi Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Mayjen Lekagak Telenggen.
Pimpinan dan seluruh pasukan komandan BATAYON, APRIANUS TIPOGAU, kodap Intan Iaya kemabu, mengatakan via telpon bahwa,
Setelah pasukan kami berhasil, Penyerangan dan perampasan TIGA pucuk senjata SS2 lipat besar dan AK 47 satu buah di bayai biru 99, pada hari jumat tanggal 07/05/2020.10;00 kami sudah sampaiakan bahwa Jangan tuduh masyarakat atau organ lain tetapi kami pasukan tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) markas tigi kodap VIII INTAN JAYA, yang serang dan rampas asset Negara, maka mau TNI/POLRI mau cari Pelaku datang di Markas kami.
Kami sudah mengambil keputusan dari pimpinan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen, sebentara ini kami lakukan pembersihan milisi merah putih, mata-mata BIN masyarakat yang Negara Indonesia pasang untuk membunuh kami.
Atas perintah itu pertama kami menembak dua orang milisi ,mata-mata atau BIN setelah itu kami lawan lagi TNI/POLRI.
Penembabakan di distrik wandae pada tanggal 22 mei 2020, hari jumat pukul 07;00 terhadap pembunuhan barisan merah putih atau mata-mata Negara Indonesia (BIN). Atas nama HENIKO SOMAU atau ALMALIK BAGAU.
Dan Atas nama HENDRIKUS SOMAU Saya wilem somau sebagai kk dari kedua korban dan ini adalah peringatan keras siapapun yang bermain dengan TNI/POLRI sebagai mata-mata, maka kami akan kasih bersih, dan ini adalah awal kami lakukan.
Maka Indonesia jangan baku tipu di sini dan kami sudah dapat perintah dari sorong sampai merauke siapapun yang bermain berhadapan dengan kami.
Source | : | Facebook,GridHot.ID |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar