Sartika dan Aman awalnya bertemu di rumah ibu tiri mempelai laki-laki yang juga tetangga mempelai perempuan.
Saat itulah, Aman yang sudah menduda selama dua tahun setelah istrinya meninggal dunia, jatuh hati ke Sartika.
"Saya jatuh cintalah pada pandangan pertama waktu saya pertama kali bertemu di rumah Ibu Tiri saya. Kebetulan kan juga tetangga istrinya saya," ujar Aman.
3. Jumah uang panai
Setelah sekian lama memendam rasa, Aman memberanikan diri untuk meminta ibu tirinya datang meminang Sartika ke keluarganya.
Bak gayung bersambut, pinangan itu lalu diterima oleh keluarga Sartika dengan permintaan uang panai sebesar Rp 20 juta.
"Yah yang namanya kalau sudah cinta. Saya beranikan diri meminta ibu tiri saya pergi bertanya-tanya. Apakah memang dia dan keluarganya ini mau menerima saya karena kan saya ini statusnya sudah duda. Ternyata diminta untuk datang melamar," lanjutnya.
Setalah kedua belah pihak sepakat, pihak keluarga laki-laki pun datang melamar.
Alhasil, uang panai yang awalnya diminta oleh keluarga perempuan sebesar Rp 20 juta, disepakati menjadi Rp 15 juta dengan mahar empang seluas 20 are.
"Ia awalnya minta panai itu Rp 20 juta, tapi karena sanggupnya Rp 15 juta, yah kita terima. Yang beginikan tidak harus dipersulit," kata orang tua Sartika, Dahlia.