Warga tak mengagungkan Mbah Fanani berlebihan, kecuali menganggapnya bagian dari warga, lantaran lama menetap di wilayah mereka.
"Jika Mbah Fanani ingin tinggal di tempat yang bagus, tentu dia akan betah tinggal di Indramayu. Nyatanya dia memilih kembali ke Dieng dengan kondisi tempat demikian," katanya
Slamet mengatakan, penjemputan Mbah Fanani dari petilasan Ki Dampu Awang Indramayu dilakukan oleh pihak keluarga dari Cirebon pada Jumat (19/5/2017).
Sebelum itu, ia bersama sejumlah warga Dieng sempat bersilaturahim ke kediaman putri tunggal Mbah Fanani, Nyai Maryam, di desa Jatisari, Plered, Cirebon.
Kepada pihak keluarga, Slamet mengutarakan permohonan maaf warga menyusul peristiwa penjemputan Mbah Fanani oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.
"Saat penjemputan Mbah Fanani kebetulan saya sedang umroh. Nyai Maryam juga umroh. Setelah umroh ini, ada momentum untuk membicarakan masalah ini dengan keluarga," katanya.
Pasca kedatangan warga Dieng tersebut, keluarga langsung berembuk.
Mereka memutuskan segera menjemput Eyang Fanani dari Indramayu.
Meski berstatus keluarga, mereka tidak ingin asal menjemput.
Mereka memberitahukan aparat keamanan dan pemerintah setempat tentang rencana penjemputan.