Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari
Gridhot.ID - Bersepeda memang menjadi salah satu kegiatan olahraga yang mengasyikkan.
Namun, bagaimana jika bersepeda ramai-ramai di tengah pandemi global virus corona seperti saat ini?
Seperti diketahui, belakangan tengah marak olahraga bersepeda.
Melansir Tribun Jogja, warga Yogyakarta sudah mulai banyak yang keluar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok maupun bekerja.
Akan tetapi hanya sekedar nongkrong dan berkerumun di lokasi yang selama ini menjadi pusat keramaian sebelum adanya wabah Covid-19.
Situasi tersebut tentu dinilai berseberangan dengan semangat Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun DPRD DIY untuk menekan angka penularan Covid-19 di DIY.
Bahkan, salah satu daerah yang menjadi ramai pengunjung ialah kawasan Malioboro.
Kepala Satpol PP DIY, Noviar Rahmad, bahkan menempatkan personil tim gabungan di tempat-tempat tersebut, mulai dari Tugu, Alun-Alun Utara sisi barat dan timur, sisi Utara Titik Nol, dan di Alun-Alun Selatan.
"Kami mengimbau mereka pakai masker. Kami bagikan juga masker. Itu yang kami lakukan.
Tapi karena isu (kasus Covid-19 di DIY) melandai dan (persiapan) new normal, banyak dari mereka yang tidak memperhatikan protokol," urainya.
Adapun tindakan paling tegas yang sudah dilakuka sejauh ini oleh tim gabungan tersebut yakni membubarkan kerumunan.
Melihat fenomena tersebut, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pun angkat bicara.
Dilansir Gridhot dari Kompas TV, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengancam akan menutup kawasan wisata Malioboro.
Hal ini dilakukan gubernur karena banyaknya pesepeda yang memadati kawasan ini tanpa mengindahkan protokol kesehatan.
Rekaman video amatir memperlihatkan ribuan pesepeda memenuhi jalan di kawasan malioboro pada hari Minggu.
Tak sedikit di antara mereka juga duduk berkerumun, dan tidak mematuhi protokol kesehatan.
Padahal pemprov DIY masih melarang kegiatan car free day di kawasan ini.
Hal ini disayangkan oleh Gubernur Daerah istimewa Yogyakarta, sultan Hamengku Buwono X.
Gubernur mengaku khawatir, kerumunan orang dalam jumlah banyak bisa memicu penyebaran virus corona di wilayahnya.
Sultan mengaku khawatir kerumunan orang dalam jumlah banyak bisa memicu penyebaran virus Corona di wilayahnya.
Kegiatan bersepeda di Minggu pagi adalah bagian dari kegiatan Car Free Day. Namun, sejak pandemi Corona dinyatakan sebagai bencana nasional seluruh kegiatan Car Free Day dilarang oleh pemerintah Provinsi DIY.
Larangan itu pun hingga hari ini belum dicabut oleh pemerintah provinsi DIY. (*)