Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Angka Kasus Makin Melonjak, Gugus Tugas Justru Minta Masyarakat Jangan Telan Angka yang Ada Bulat-bulat, Ini Alasannya

None - Senin, 15 Juni 2020 | 19:13
Dokter Reisa Broto Asmoro Gantikan Tim Komunikasi Gugus Tugas Covid-19 baru.
foto via Tribun Style

Dokter Reisa Broto Asmoro Gantikan Tim Komunikasi Gugus Tugas Covid-19 baru.

Gridhot.ID - Angka infeksi virus corona di Indonesia kian hari memang makin meningkat.

Namun ternyata ada fakta menarik di balik angka tersebut.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 meminta kepada masyarakat untuk melihat angka-angka terkait Covid-19 secara lengkap.

Baca Juga: Nggak Kapok Jadi Musuh Rakyat Satu Bumi, Polisi Amerika Serikat Lagi-lagi Bunuh Warga Kulit Hitam, Rayshard Brooks Ditembak Langsung Gara-gara Ini

Menurut Gugas, ketika melihat angka-angka soal Covid-19, sebaiknya jangan langsung kaget.

"Ketika kita melihat angka, kita jangan melihat angka bulat di depan mata.

Semisal kasus positif, kita harus lihat lagi ini angka positif dibandingkan dengan apa," kata Ahli Epidemiologi Tim Pakar Gugus Tugas, dr. Dewi Nur Aisyah, dalam siaran BNPB, Senin (15/6/2020).

Baca Juga: Kosong Mlompong Selama Pandemi, Gedung Sekolah Ini Justru Buat Petugas Keheranan, Banyak Kondom Bertebaran Padahal Tak Ada Orang, Kok Bisa?

Dewi mengatakan bahwa angka positif Covid-19 bertambah tinggi karena memang jumlah pemeriksaan spesimen yang tinggi.

Jika jumlahnya kurang lebih sama, berarti tak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar.

"Di awal kita punya target pemeriksan 10 ribu (spesimen) per hari.

Baca Juga: Nyalinya Makin Tinggi Setelah Dibela MA, I am Geprek Bensu Bongkar Perangai Ruben Onsu yang Disebut Menusuk dari Belakang: Orang-orangnya Dibawa Lari Semua!

Sekarang naik 20 ribu per hari. Maka pasti kita melihat lonjakan jumlah kasus positifnya.

Kalau kita bagi, persentasenya mirip-mirip sekitar 10 sampai 14 persen," lanjut Dewi.

Yang harus diketahui masyrakat selain angka positif, dikatakan Dewi, juga pemeriksaan per hari jumlahnya berapa.

Baca Juga: Dijuluki Sebagai Sosok Tanpa Dosa Oleh Sang Revolusioner Komunis, Putri Presiden China Punya Perangai Beda Jauh dari Keluarga Istana, Ayahnya Sibuk Obok-obok Dunia, Xi Minje Sampai Harus Palsukan Nama Buat Kuliah

"Apakah benar pemeriksaan berkurang tapi angka positifnya tinggi? Itu jadi warning alert. Tapi kalau misalnya ternyata angka tinggi dan jumlah pemeriksaan tinggi, jangan-jangan positivity rate-nya sebenarnya sama dengan pekan sebelumnya, cuma lebih banyak saja," kata Dewi.

Selain jumlah pemriksaan, pembading terkait angka-angka Covid-19 erat kaitannya juga dengan jumlah penduduk.

Begitu juga dengan angka kesembuhan dan angka kematian, Dewi mengatakan bahwa jumlah pemeriksaan ada pengaruh terhadap angka-angka tersebut.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Pesawat Tempur TNI AU Jatuh ke Pemukiman Warga di Riau, Kobaran Api Mencuat, Kepala Desa Ungkap Kondisi Pilot

"Yang meninggal itu memiliki fatalitas memang mereka yang punya kondisi penyerta," ujarnya.

"Orang-orang yang punya penyakit ginjal itu risiko terinfeksi dan fatalitas saat ini jauh lebih tinggi. Selain itu, penyakit terkait imunitas seperti penderita HIV, lupus, juga tinggi. Kemudian penderita jantung juga memiliki kondisi penyerta yang memiliki fatalitas tinggi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Gridfame dengan judul Datanya Sering Diragukan, Kini Gugus Tugas Juga Minta Masyarakat Jangan Melihat Angka Kasus Covid-19 Bulat-bulat! Kenapa Ya?

(*)

Source : gridfame.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x