Dia harus kehilangan 55 pound atau sekitar 25 kg dalam tiga bulan ke depan untuk mengurangi risiko operasi.
Menurut ahli diet asal New York, Brenna O'Malley, saat menjalani karantina di rumah bisa menyebabkan berbagai perubahan pada diri, termasuk kebiasaan makan.
“Banyak hal telah berubah baru-baru ini. Akses orang ke makanan telah berubah, jadwal mereka telah berubah, rutinitas mereka telah berubah, dan kami mengalami peristiwa yang benar-benar menegangkan," kata O'Malley, dikutip dari HuffPost.
Dari kebiasaan makan yang cenderung berubah inilah yang kemudian bisa berdampak pada kenaikan berat badan.
Terlebih jika malas berolahraga, maka bukan hanya mengalami kenaikan berat badan satu atau dua kilogram saja, melainkan ada ancaman obesitas.
Dilansir dari laman Worldobesity, pandemi Covid-19 dapat berkontribusi pada peningkatan obesitas karena program penurunan berat badan dan intervensi seperti operasi sedang sangat dibatasi pada saat ini.
Dalam hal ini, langkah-langkah yang dianjurkan di beberapa negara seperti isolasi di rumah selama pandemi Covid-19 dapat berdampak pada mobilitas dan menyebabkan aktivitas fisik jadi terhambat.
Bahkan, jika terjadi dalam waktu yang panjang bisa meningkatkan risiko penyakit metabolik.