Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Terlanjur Nurut Diisolasi di Rumah Sakit, Pasien Covid-19 di Bengkulu Ini Langsung Tepok Jidat Tahu Kena Tagihan Rp 6,7 Juta Selesai Rawat Inap, Bingung Bukan Kepalang Sampai Harus Ngutang Tetangga, Ternyata Begini Akhirnya

None - Rabu, 17 Juni 2020 | 07:13
Ilustrasi pasien corona
Ilustrasi Kompas.com

Ilustrasi pasien corona

Gridhot.ID - Wabah virus corona membuat masyarakat takut jika nantinya terinfeksi virus berbahaya tersebut.

Meski begitu biaya perawatan pasien Covid-19 selama ini diketahui ditanggung oleh pemerintah.

Hal itu pula yang sudah ada di benak pasien yang satu ini.

Tetapi siapa sangka, pihak rumah sakit justru memintanya untuk membayar biaya perawatan.

Baca Juga: Tahun Ajaran Baru di Depan Mata, Nadiem Makarim Ungkap Prosedur Panjang Sebelum Murid Belajar Tatap Muka, Bongkar Data, Cuma 6 Persen yang Layak Kembali Bersekolah

Di masa pandemi corona di Tanah Air, subsidi pemerintah terkait pembiayaan perawatan intensif pasien positif Covid-19 memang sangat diperlukan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Corona Virus sebagai Penyakit Dapat Menimbulkan Wabah dan Penanggulangannya yang diteken Menteri Kesehatan pada 4 Februari 2020, segala bentuk pembiayaan dalam rangka upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud diktum kedua dibebankan pada anggaran Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Namun sayangnya, hingga 3 bulan ini, masih ada saja sebagian masyarakat yang dipungut biaya selama menjalani masa isolasi Covid-19 di RSUD M Yunus, Bengkulu.

Seperti HS, seorang wanita di Bengkulu yang harus membayar Rp 6,7 juta setelah menjalani isolasi Covid-19.

Baca Juga: Isi Dompet Makin Tipis, Pasangan Selebriti Ini Putar Otak Demi Dapat Cuan di Tengah Wabah Corona, Rela Banting Setir Jadi Bakul Sambal

HS awalnya berkunjung ke rumah sakit untuk memeriksakan penyakit bawaan.

Namun sebelum menjalani pemeriksaan, HS pun diwajibkan untuk menjalani rapid test.

Dari situlah, hasil rapid test HS terbukti reaktif, dan akhirnya ia harus menjalani masa isolasi Covid-19 di rumah sakit.

Usai 5 hari menjalani isolasi, HS pun kembali melakukan tes swab dengan hasil negatif.

HS pun akhirnya diperbolehkan pulang ke rumahnya.

Baca Juga: Pamer Foto Bareng Janda Uje, Keseriusan Hijrah Mulan Jameela Mendadak Dipertanyakan, Netizen: Nggak Usah Centil-centil, Masih Menggoda Lawan Jenis!

Namun sayang seribu sayang, bukannya pulang dengan perasaan lega, HS dikagetkan atas tagihan biaya rumah sakit sebesar Rp 6,7 juta.

Diketahui, tagihan biaya tersebut merupakan besarnya biaya perawatan selama pasien tersebut diisolasi.

Akibat hal ini, Efran, anak HS pun akhirnya mengutang pada para tetangganya untuk melunasi biaya tersebut.

Pihak keluarga pun mencari pinjaman dan menunjukkan surat keterangan miskin agar bisa membayar tagihan. Lalu Efran mendapatkan keringanan.

Baca Juga: Jadi Profesi yang Diidam-idamkan Banyak Orang, Gaji Polisi Nyatanya Tak Sebanyak yang Dikira, Pangkat Jenderal Hanya Dapat Rp 5 Jutaan, Tapi Segini Tunjangannya

Ia diminta membayar biaya sebesar Rp 4 juta.

"Saya langsung ke ruangan saat diberitahukan print out biaya perawatan, setelah itu dibaca, kami dikenakan biaya enam juta tujuh ratusan," ucap Evran, dikutip dari Kompas TV.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan jika semua biaya pasien yang dirawat di ruang isolasi sudah ditanggung oleh negara melalui Kementerian Kesehatan.

"Kalau pasien PDP dan diisolasi itu dibayar negara, dalam hal ini melalui Kemenkes namun saya akan coba tanyakan ke pihak rumah sakit untuk melakukan klarifikasi soal ini," ujar Herwan Antoni melalui telepon ke Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

Baca Juga: Sabar Bukan Main, Dulu Pisah Karena Diselingkuhi, Anang Hermansyah Nyatanya Tetep Hadir di Penikahan Krisdayanti dan Raul Lemos, Netizen: Ya Allah, Hati Mas Anang Terbuat dari Apa?

Sementara itu, Direktur RSUD M Yunus, Zulkimaulub Ritonga mengatakan ada kesalahan komunikasi antara pegawai ruangan dengan pihak administrasi rumah sakit.

Ia mengatakan petugas mengira HS dari rungan lain dan bukan pasien dari rungan Fatmawati yang digunakan untuk ruang isolasi Covid-19.

Ia memastikan jika pasien yang dirawat di ruangan Fatmawati pembiayaannya ditanggung negara.

"Setelah saya cek ternyata ada kekeliruan pihak admin rumah sakit yang mengira pasien berasal dari ruangan lain," ujar Zulki, kepada wartawan, Sabtu (13/6/2020).

Baca Juga: Adu Mulut Waktu Makan Bareng, Anggota Polisi di Palembang Ditusuk Temannya Sendiri Saat Enak-enak Tidur di Indekos, Ditemukan Bersimbah Darah Senjata Dinas Ikut Hilang

Zulki mengatakan telah meminta stafnya mendatangi rumah pasien untuk meminta maaf dan mengembalikan sejumlah uang yang telah dibayar ke rumah sakit.

"Hari ini, pihak rumah sakit telah saya minta mendatangi rumah pasien untuk mengembalikan uang tersebut," kata Zulki.

Sementara itu, Efran, anak kandung pasien bersyukur pihak rumah sakit mengembalikan uang, karena uang itu didapat dari pinjaman ke tetangganya.

"Saya merasa syukur uang dikembalikan, karena uang itu hasil pinjam dengan tetangga," ujar Efran.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Terlanjur Santai-santai Mengira Bakal Dibiayai Pemerintah, Pasien Isolasi Covid-19 Malah Rugi Bandar Gegara Ditagih Pihak Rumah Sakit, Terpaksa Pontang-panting Ngutang ke Tetangga untuk Lunasi Rp 6,7 Juta.

(*)

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x