Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Terus Dipepet Kekuatan PLA Navy di Perairan Natuna, Analis Militer Ungkap Indonesia Tak Butuh Bantuan Negara Lain untuk Usir China, Taktik Jitu Ini Jadi Pegangan

None - Rabu, 17 Juni 2020 | 19:00
Tidak Berharap Bantuan Negara Lain, Analis Ungkap Indonesia Siapkan Taktik Jitu Tandingi Kekuatan PLA Navy China di Natuna Utara
https://koarmada2.tnial.mil.id/

Tidak Berharap Bantuan Negara Lain, Analis Ungkap Indonesia Siapkan Taktik Jitu Tandingi Kekuatan PLA Navy China di Natuna Utara

Gridhot.ID - China selama ini masih mencoba merebut perbatasan Indonesia di Natuna.

Militer China beberapa kali memprovokasi Indonesia dengan kapal perangnya.

Namun, TNI juga telah siap di garda depan untuk mengantisipasi serangan.

Baca Juga: Sempat Bingung, Begini Jawaban Ahmad Dhani Saat Disuruh Pilih Prabowo Subianto atau Habib Rizieq, Suami Mulan Jameela: Itu Pertanyaan Berat...

Memang patut diakui secara teori dan praktek, Jika PLA Navy China masih diatas angin dari TNI AL.

Beda urusan jika saat ini dekade 1960-an dimana angkatan perang Indonesia unggul telak dibanding China.

Namun roda zaman berputar dimana China membangun militernya secara besar-besaran dan saat ini hanya bisa dikalahkan oleh Amerika Serikat (AS) semata.

Baca Juga: Titik Terang di Depan Mata, Indonesia Berhasil Temukan Obat Virus Corona, Sudah Terdaftar BPOM Sampai Bisa Ditemui di Pasaran, Tanda-tanda Wabah Berakhir Mulai Terlihat

Apalagi beberapa waktu lalu China menangguhkan program pembuatan kapal perang kelas Korvet.

Mereka sekarang hanya fokus membangun kapal perang Fregat, Destroyer, Kapal Induk serta Kapal Selam.

Semuanya berspesifikasi Ocean Going untuk mendukung klaim Nine Dash Line mereka.

Maka pihak TNI merasa perlu menambah kekuatan laut di Natuna Utara.

Gayung bersambut, Indonesia kini bakal punya dua kapal fregat kelas gahar dari Denmark, yakni Iver Huitfeldt class.

Baca Juga: Umbar Sendiri Aib Keluarganya di YouTube, Kelakuan Krisdayanti Dapat Kecaman dari Mahkamah Dewan DPR, Partaonan Daulay: Orang Sudah Komentar Sana-Sini

Laporan navalnews.com, Selasa (16/6/2020) mengatakan jika Indonesia kekurangan kapal Ocean Going untuk mengimbangi agresivitas China di Natuna Utara.

Maka Kementerian Pertahanan mencanangkan pembuatan fregat baru untuk menjaga Natuna agar lebih aman dari gangguan asing.

Pada Maret 2020 PT PAL Indonesia ditugaskan untuk mengembangkan desain untuk 2 kapal selama 5 tahun seharga USD720 juta (Rp1,1 triliun) bekerja sama dengan Denmark tentunya untuk membuatkan kapal fregat bagi TNI AL.

Baca Juga: Belum Ada 2 Minggu Meninggal Dunia, Ki Gendeng Pamungkas Kini Dimintai Klarifikasi Mahkamah Konstitusi, Pencalonan Presiden Jadi Penyebabnya

Denmark sendiri nantinya akan diwakili oleh galangan kapalnya Odense Maritime Technology (OMT) yang akan melakukan Transfer of Technology kepada PT PAL Indonesia.

Bahkan Direktur Pelaksana Tim Angkatan Laut Denmark dan mantan Kepala Angkatan Laut Denmark Laksamana Muda (Purn) Nils Wang mengatakan Indonesia sudah menunjukkan minat kuat untuk akuisisi Iver Huitfeldt class.

"Tim Angkatan Laut Denmark dapat mengkonfirmasi bahwa Indonesia - di antara negara-negara lain - telah menunjukkan minat untuk frigat Denmark Iver Huitfeldt."

"Namun, saya tidak dapat mengomentari pertanyaan spesifik Anda," ujar Nils seperti dikutip dari Naval News.

Bukan hanya itu saja seorang peneliti di Program Keamanan Maritim, Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, Collin Koh malah membuat pernyataan lebih gila lagi.

Baca Juga: Borok Istri Nurhadi Dibongkar KPK, Tin Zuraida Diduga Punya Suami Lain, Seorang Pegawai Mahkamah Agung Bernama Kardi, Begini Kisahnya

Iver Huitfeldt class, bakal jadi fregat terbesar milik Indonesia
Naval News

Iver Huitfeldt class, bakal jadi fregat terbesar milik Indonesia

Collin menyebutkan jika Indonesia tidak akan bisa mempertahankan Natuna Utara jika hanya dibekali dengan dua Fregat kelas berat saja.

Indonesia perlu membangun fregat sekelas Iver Huitfeldt lebih banyak lagi dan lagi ditambah kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) untuk menjaga wilayah lautnya yang luas terutama di Natuna karena lawannya China.

"Dua fregat besar tidak cukup untuk menutupi perairan Natuna, di mana serangan China sering terjadi."

Baca Juga: Perang Bisa Pecah Sewaktu-waktu, 20 Tentara India Tewas Setelah Tawuran Lempar Batu dengan China, Perbatasan Makin Bergejolak, Tiongkok Ngaku Pasukan Hindustan yang Mancing Perkara

"Paling-paling, di setiap titik waktu, 1 dari pasangan fregat baru ini akan ada di pangkalan, meskipun untuk jangka waktu terbatas dan menyediakan perawatan yang tepat, jadwal perbaikan."

"Tentu saja, dengan anggaran yang sama, lebih banyak OPV yang lebih kecil dapat diperoleh. Namun, saya menduga beberapa alasan di balik pencarian untuk kelas Iver Huitfeldt," ujar Collin.

"Dan menambahkan bahwa Iver Huitfeldt juga lebih besar, dan mewakili desain yang sepenuhnya baru yang harus ditangani oleh PT PAL. Dengan transfer teknologi yang tepat di bawah bimbingan rekan-rekan mereka dari Denmark, dan tentu saja dengan komitmen Jakarta terhadap program ini, adalah mungkin bagi PT PAL untuk mengatasi masalah awal dari kurva pembelajaran dan secara bertahap menjadi mampu membangun kapal secara mandiri."

"Kita bisa mengambil contoh dari kolaborasi PT PAL dengan DSME dalam pembangunan lisensi kapal selam. Ada cegukan awal, terutama karena transfer teknologi, tetapi ini kemudian diatasi dan Indonesia akhirnya berhasil membangun kapal selam kelas Nagapasa ketiga , dan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang membangun kapal selam secara lokal," tambah Collin.

Collin juga mengungkapkan jika Indonesia sedang merancang taktik jitu untuk menandingi kekuatan PLA Navy di Natuna Utara nantinya.

Baca Juga: Gencar Didekati Dory Harsa, Nella Kharisma Ternyata Bukan Pedangdut Kaleng-kaleng, Deretan Bisnisnya Ini Bikin Banyak Laki-laki Minder Sendiri

"Namun, saya menduga beberapa alasan di balik pencarian untuk kelas Iver Huitfeldt."

Yang pertama adalah "bahwa orang Indonesia sedang melihat pembuatan kapal perang yang lebih besar di luar PKR yang didasarkan pada kelas SIGMA, yang diklasifikasikan sebagai fregat ringan."

TNI AL bakal ketambahan mesin tempur baru
tni.mil.id

TNI AL bakal ketambahan mesin tempur baru

Yang kedua adalah "konsep modular misi unik yang ditawarkan untuk desain Denmark, yang dapat diminati oleh orang Indonesia untuk kapal perang masa depan."

Tampaknya orang Indonesia tertarik pada kesamaan antara angkatan laut dan BAKAMLA, yang dapat dimungkinkan dengan konsep modular yang kuat.

Baca Juga: Salah Tapi Ngeyel, Anggota DPR Ini Marah-marah saat Diingatkan untuk Pakai Masker, Sopirnya Pukuli Karyawan Hotel Sampai Begini

Yang ketiga, "saya yakin perlu ditinjau secara serius, adalah apakah orang Indonesia mungkin tidak begitu puas dengan program PKR, dan apakah ini ada hubungannya dengan hubungan pembuat kapal lokal dengan Damen. Sekali lagi, poin ini perlu dieksplorasi."

Nah, sekarang tinggal tunggu tanggal mainnya dimana Indonesia bakal mempunyai kekuatan angkatan bersenjata yang sangat diperhitungkan di kawasan. (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Tidak Berharap Bantuan Negara Lain, Analis Ungkap Indonesia Siapkan Taktik Jitu Tandingi Kekuatan PLA Navy China di Natuna Utara"

Source :Sosok.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x