Pada Maret 2020 PT PAL Indonesia ditugaskan untuk mengembangkan desain untuk 2 kapal selama 5 tahun seharga USD720 juta (Rp1,1 triliun) bekerja sama dengan Denmark tentunya untuk membuatkan kapal fregat bagi TNI AL.
Denmark sendiri nantinya akan diwakili oleh galangan kapalnya Odense Maritime Technology (OMT) yang akan melakukan Transfer of Technology kepada PT PAL Indonesia.
Bahkan Direktur Pelaksana Tim Angkatan Laut Denmark dan mantan Kepala Angkatan Laut Denmark Laksamana Muda (Purn) Nils Wang mengatakan Indonesia sudah menunjukkan minat kuat untuk akuisisi Iver Huitfeldt class.
"Tim Angkatan Laut Denmark dapat mengkonfirmasi bahwa Indonesia - di antara negara-negara lain - telah menunjukkan minat untuk frigat Denmark Iver Huitfeldt."
"Namun, saya tidak dapat mengomentari pertanyaan spesifik Anda," ujar Nils seperti dikutip dari Naval News.
Bukan hanya itu saja seorang peneliti di Program Keamanan Maritim, Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura, Collin Koh malah membuat pernyataan lebih gila lagi.
Collin menyebutkan jika Indonesia tidak akan bisa mempertahankan Natuna Utara jika hanya dibekali dengan dua Fregat kelas berat saja.
Indonesia perlu membangun fregat sekelas Iver Huitfeldt lebih banyak lagi dan lagi ditambah kapal Offshore Patrol Vessel (OPV) untuk menjaga wilayah lautnya yang luas terutama di Natuna karena lawannya China.
"Dua fregat besar tidak cukup untuk menutupi perairan Natuna, di mana serangan China sering terjadi."