Maka, Tim Reformasi Migas ketika itu merekomendasikan agar bensin premium diubah jadi RON 92 alias pertamax.
Namun, Pertamina belum bisa menghapus premium karena kilang-kilang Pertamina belum siap mengganti premium dengan pertamax.
Premium baru bisa dihapus setelah Pertamina menyelesaikan 4 proyek modifikasi kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) dan pembangunan 2 kilang baru (Grass Root Refinery/GRR).
Harga BBM Urung Turun
Selain berbicara mengenai penghapusan BBM berkadar rendah, Nicke juga mengatakan terkait harga BBM saat ini yang tak kunjung turun.
Menurutnya, ada beberapa dampak jika Pertamina menurunkan harga BBM.
Itu antara lain dengan memilih biaya produksi lebih rendah dengan meningkatkan impor minyak murah dan memangkas produksi, atau bahkan menutup sektor hulu migas.
"Tapi, kemudian kalau hulu migas ditutup, kilang-kilang ditutup, kita akan kembali lagi ke zaman dulu, tergantung dengan impor," kata Nicke.
Dengan ditutupnya kilang, maka tujuan pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi tidak akan terealisasi.
"Bayangkan kalau kita hanya mengandalkan impor yang katanya di luar negeri itu murah," ujarnya.
"Oke kita andalkan impor, enggak usah kita memproduksi sendiri. Kalau ternyata negara tersebut terjadi lockdown enggak bisa mengirimkan BBMnya?."