"Ini baru permulaan," kata Rodong Sinmun, Kamis (18/6), seperti dikutip kantor berita Yonhap, mengacu ke penghancuran kantor penghubung.
"Suara keadilan yang meledak-ledak yang akan terus keluar bisa jauh melampaui imajinasi mereka yang bersuara tentang apa yang bisa terungkap".
"Kesabaran militer kami sudah habis," ujar surat kabar itu.
"Pengumuman militer bahwa mereka sedang mempertimbangkan rencana aksi militer yang terperinci harus ditanggapi dengan serius".
Setelah menghancurkan kantor penghubung, militer Korea Utara semakin meningkatkan ketegangan pada Rabu (17/6), dengan menyatakan, mereka berencana mengirim pasukan ke kompleks industri bersama yang sekarang tutup di kota perbatasan Kaesong dan zona pariwisata Gunung Kumgang di pantai Timur.
Korea Utara juga mengatakan, akan memulihkan pos-pos penjagaan yang dihapus dari Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua pihak, dan melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di dekat perbatasan antar-Korea.
Menurut sumber-sumber militer Korea Selatan kepada Yonhap, beberapa tentara Korea Utara terlihat sedang dikirim ke pos-pos penjagaan yang kosong di dalam zona penyangga tersebut mulai Rabu (17/6) malam.
Rodong Sinmun menyalahkan Korea Selatan karena menyebabkan kekacauan dalam hubungan antar-Korea, dengan gagal mencegah pengiriman selebaran.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar