Gridhot.ID - Kabar tak sedap memang sedang tercium dari sebuah perusahaan besar di Indonesia yaitu Gojek.
Di tengah wabah corona, Gojek sedang menghadapi tantangan bisnis yang luar biasa.
Manajemen Gojek mengonfirmasi adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 430 karyawan atau 9% dari total karyawan perusahaan ride hailing tersebut.
Dalam penjelasan resmi yang diterima Kontan.co.id, Selasa (23/6), Gojek membenarkan terjadi PHK terhadap 430 karyawan.
Hal itu lantaran mereka terpaksa menutup bisnis Go Life. Layanan GoLife yang meliputi layanan GoMassage dan GoClean, serta GoFood Festival yang merupakan jaringan pujasera GoFood di sejumlah lokasi, akan dihentikan.
Sejatinya, Gojek didukung para pemodal berkantong tebal. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, sejak akhir tahun lalu hingga Mei tahun ini, sebanyak tujuh investor menginjeksi modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, badan hukum Gojek, dengan membeli saham Seri P.
Mengacu data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM, per 8 Mei 2020, setidaknya ada 107 entitas yang menguasai saham Gojek.
Para pemodal itu antara lain Google Asia Pacific, Allianz Strategic Investment, Hera Capital, KKR Go Investments, Sequoia Capital, Tencent Mobility Limited, Mitsubishi Corporation, Rakuten Capital.
Adapula Blackrock Global Fund, Gamvest Pte Ltd, Golden Signal Limited, Tencent Mobility Limited, dan Unilever Swiss Holdings.
Perusahaan berbadan hukum Indonesia juga mengempit saham Gojek, seperti PT Astra International Tbk, PT Asuransi Jiwa Seqius Life, PT Northstar Pacific Investasi, PT Union Sampoerna, hingga Grup Blue Bird.