Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengenal Sosok Sersan Mayor Rama Wahyudi, Prajurit TNI AD yang Gugur Saat Jalankan Misi Perdamian di Kongo, Menlu Retno Marsudi: Penghargaan Setinggi-tingginya Kepada Almarhum

None - Kamis, 25 Juni 2020 | 09:13
Serma Rama Wahyudi saat berdinas sebagai prajurit TNI-AD
(HO/tribun medan)

Serma Rama Wahyudi saat berdinas sebagai prajurit TNI-AD

GridHot.ID - Kabar duka datang dari TNI AD.

Salah satu prajuritnya, Serma (Sersan Mayor) Rama Wahyudi gugur dalam misi perdamaian di Republik Demoktik Kongo, usai konvoi kenderaan serpas dan resupply Kontingen Indonesia ditembaki separatis, Senin (22/6/2020) malam.

Sosok Serma Rama Wahyudi ternyata merupakan putra asli Kabupaten Simalungun, tepatnya Jalan Air Bersih, Desa Kerasaan, Kecamatan Pematang Bandar.

Kaka kandungnya, Aris saat dihubungi wartawan, Rabu (24/6/2020) siang, mengatakan bahwa adiknya itu merupakan orang yang tak neko-neko dan lurus dalam hal bekerja.

Baca Juga: Suaminya Pecati Anak Buah yang Beristri Nyinyir, Istri KSAD Andika Perkasa Bikin Pedoman Bermedsos untuk Anggota Persit, Keluarga TNI AD Wajib Taati 5 Poin Ini

"Ya, beliau lahir di sini dan lulus Secaba tahun 2004-2005 melalui penerimaan prajurit TNI-AD dari Kodam Jaya di Jakarta. Sejak berdinas, beliau orang yang lulus dalam hal apapun. Saya jamin," kata Aris.

Serma Rama Wahyudi adalah anak ketiga dari empat bersaudara.

Saat ini ia berdinas di Paldam Korem 031/Wira Bima, yang merupakan satuan di bawah komando Kodam I/Bukit Barisan.

"Di Pekanbaru, dia meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Anaknya yang paling besar naik kelas 2 SD, anak kedua usia 4 tahun dan anak ketiga baru berusia 2 tahun," cerita Aris.

Baca Juga: Ngamar Bareng Saat di Luar Negeri, Janda Anak 2 Ini Mengaku Dihamili Putra Deddy Mizwar yang Seorang Perwira TNI, Kukuh Minta Pertanggungjawaban Tapi Hanya Dapatkan Ini

Serma Rama Wahyudi sudah terjun ke misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo sejak Februari 2020 (5 bulan).

Terakhir, jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, Serma Rama Wahyudi sempat menghubungi keluarga di Simalungun, dan bercerita bahwa kondisi dirinya selama bertugas baik-baik saja.

"Terakhir pas malam takbiran (Waktu Indonesia Barat), dia ada nelpon kami di sini. Dia bilang kondisi di Congo, aman-aman saja. Tiba-tiba ada kabar seperti ini, kami terpukul lah," katanya.

Rencananya seluruh keluarga besar di Simalungun akan berangkat ke Pekanbaru menerima jenazah Serma Rama Wahyudi yang mungkin akan mendapatkan gelar penghormatan sebagai anumerta.

Baca Juga: Keluarga Besar TNI Tambah Jajaran Petinggi, Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto Terima Laporan 84 Anggota Perwira Tinggi Naik Pangkat, Berikut Daftarnya

Meninggalnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa (23/6/2020).

"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.

Melansir laporan AFP dari sumber PBB yang dikutip kantor berita Antara, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin malam (22/6/2020) di bagian timur Republik Demokratik Kongo.

Patroli mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara. Menlu Retno menyampaikan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan.

Baca Juga: Pohon Silsilah Terbongkar, Mulan Jameela dan Maia Estianty Ternyata Masih Saudaraan, Tokoh Besar Ini yang Jadi Penghubung Tali Silaturahmi, Siapa Sangka Kelak Keduanya Mengisi Hati Ahmad Dhani

Dalam sebuah pernyataan, Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan itu, yang katanya dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara tersebut.

Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.

ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an, yang menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Pada 1995, kelompok itu pindah ke Republik Demokratik Kongo, yang menjadi basis operasinya, meskipun mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.

Menurut catatan PBB, gerakan tersebut telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober, ketika tentara Kongo melancarkan serangan terhadapnya.

ADF menewaskan 15 tentara PBB di pangkalan mereka di dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan tujuh lainnya dalam serangan pada Desember 2018.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Sosok Prajurit TNI-AD Gugur di Kongo Putra Simalungun, Serma Rama Wahyudi Tinggalkan 3 Anak"

(*)

Source :Tribun-Medan.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x