"Karena yayasan merupakan institusi penyelenggara pendidikan tinggi. Kami rektorat hanya menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi," terang dia.
Dia menyebut intervensi yayasan selama ini adalah seperti dalam pembuatan rancangan anggaran belanja (RAB) 2020.
"Itu formatnya harusnya 2019 sesuai kesepakatan kita. Ternyata diubah ke format 2020. Dan ditandatangani oleh yayasan. Di situ penegakan RAB tidak ada," terangnya.
"Intervensi itu sangat kelihatan bahwa kita di lembaga itu tidak punya daya memutuskan. Kami hanya punya daya usul. Semua diputuskan oleh yayasan. Sehingga pemandulan fungsi sebagaimana statuta kita terapkan," imbuhnya.
Koordinator lapangan, Muhammad Arief Oksya mengatakan, selama ini setiap mengadakan kegiatan kampus selalu memberikan dukungan dalam bentuk anggaran.
Namun, sekarang anggaran tersebut sudah tidak ada. "Jadi sistemnya katanya minta langsung. Diterima atau ditolak.
Kalau dulu kita mengajukan proposal anggaran pasti keluar karena sudah ada anggarannya. Kalau ini tidak ada rapat anggaran," ungkapnya.
Pria yang juga pernah menjabat Ketua BEM UNIBA 2018 ini menyampaikan sejak awal Januari 2020 tidak ada pelantikan BEM dan organisasi mahasiswa yang sampai sekarang.
"Makanya ada keanehan. Jadi tuntutan yang 2018 itu kita ungkap lagi di 2020," terang dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Demo Bareng Mahasiswa, Rektor Uniba Solo Lepas Baju dan Mengundurkan Diri"