Gridhot.ID - TNI merupakan garda terdepan pertahanan Indonesia.
Salah satu pasukan yang memiliki banyak kisah pertempuran yang menarik adalah Kopassus.
Kopassus merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki oleh TNI.
Kopassus bisa diterjunkan untuk misi-misi yang memiliki resiko tinggi.
Sejak dibentuk pada 16 April 1952, pasukan Kopassus sudah berhasil menjalankan misi-misi penting baik di dalam maupun di luar negeri.
Salah satunya saat melumpuhkan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku), pemberontak di wilayah Kalimantan.
Saat itu, pasukan Kopassus yang berjumlah 11 personel berhasil menjalankan tugasnya dan sukses melumpukan petinggi PGRS/Paraku, Siauw Ah San.
Tim Kopassus ini dipimpin oleh AM Hendropriyono.
Saat itu, PGRS dan Paraku melakukan pemberontakan dan lebih merongrong pemerintahan Malaysia.
Oleh sebab itu, dibentuklah pasukan gabungan Indonesia-Malaysia.
Mengutip Operasi Sandhi Yudha karangan AM Hendropriyono yang tercantum dalam artikel Intisari berjudul Kisah Tim Halilintar Kopassus, Terjun ke Medan Tempur Bersenjatakan Sebilah Pisau yang dipublikasikan pada 16 Oktober 2019, PGRS/Paraku berulah pada periode 1968-1974.
Pasukan yang dipimpin Hendropriyono itu dinamakan Tim Halilintar.
Mereka menerapkan teknik bunuh senyap atau silent kill agar keberhasilan operasi lebih terjamin.
Sesuai namanya, mereka hanya diberikan senjata pisau komando dan hanya Hendropriyono yang bawa pistol untuk berjaga-jaga.
Tugas mereka menangkap petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah bernama Siauw Ah San.
Pada 3 Desember 1973 pukul 4 sore operasi dilaksanakan.
Tim Halilintar mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 Km, melewati hutan rimba Kalimantan yang lebat.
Tim diprediksi akan sampai ke sasaran pukul 10 malam dan melakukan serbuan secara kilat, senyap, tepat ke gubuk markas tempat Ah San pukul 4 pagi.
Belum juga sampai ke sasaran, jantung Tim Halilintar sudah berdegup kencang karena secara tak sadar mereka merayap melintasi sarang ular kobra.
Tim baru menyadari hal ini saat sudah berada tepat di atas sarang ular.
Untung dalam pelatihan Pasukan Khusus di Batujajar, personil Kopassus sudah terbiasa taklukan ular kobra sehingga mereka tak dipatuk.
Dalam perjalanan, tim juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga Ah San secara senyap.
Sempat mendapat kabar bahwa sasaran tak berada di lokasi, tim sempat hilang semangat.
Namun pukul 2 pagi tim mendapat kabar intelijen jika Ah San berada di tempatnya.
Gembira mendengar kabar ini, tim Halilintar segera melesat menuju sasaran dan mendapati pondok kayu tempat Ah San berada.
Misi nyaris gagal ketika anjing penjaga pondok menggonggong dan berlari ke arah tim Halilintar.
Tak mau sasaranya kabur, Hendropriyono langsung meneriakkan komando ke anak buahnya, "Serbuuu!!!"
Mendapati hal ini 11 personil Kopassus serentak merangsek secepat mungkin ke dalam pondok dan menghajar siapapun yang bakal menghalangi menangkap Ah San.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran.
Dia mendobrak pintu dengan tendangan mae-geri dan langsung masuk.
Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," tutur Hendropriyono.
Duel tidak terelakkan lagi, Ah San satu lawan satu melawan Hendropriyono.
"Dengan sigap, saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San.
Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," kata Hendropriyono menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Bahkan Ah San yang bersenjatakan bayonet berhasil melukai lengan dan jari Hendropriyono hingga hampir putus.
Ingat akan pistol yang dibawanya, Hendropriyono berusaha meraih senjata api itu yang melorot di dalam celananya.
Akhirnya, Hendropriyono berhasil meraihnya. Perwira baret merah ini menembak dua kali. Tapi hanya sekali peluru yang meletus, satunya lagi macet.
Peluru itu mengenai perut Ah San. Membuatnya limbung, Hendropriyono yang juga kehabisan tenaga membantingnya dengan teknik o-goshi.
Kemudian Hendropriyono menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.
Duel maut itu selesai. Ah San tewas, tetapi Hendropriyono pun terluka parah.
Beruntung, anak buahnya segera datang menyelamatkan Hendropriyono.
Misi dianggap sukses walau tak berhasil menangkap Ah San hidup-hidup.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Cerita Tim Halilintar Pasukan TNI Kopassus Pimpinan AM Hendropriyono Lumpuhkan Petinggi PGRS.
(*)
Source | : | Tribun Jateng |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar