Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sudah Mulai Waspadai China, Australia Rela Bongkar Tabungan Rp 2700 Triliun untuk Borong Senjata Mematikan Ini Demi Lenyapkan Tiongkok, Negara Tetangga Indonesia Sadar Tak Bisa Terus-terusan Andalkan Amerika

None - Selasa, 07 Juli 2020 | 18:42
Gambar Ilustrasi: Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan
Dok. Angkatan Militer AUSTRALIA

Gambar Ilustrasi: Pasukan Australia yang berjaga di Laut China Selatan

"Partai Buruh mendukung pertahanan Australia yang kuat dalam menghadapi hal ini," ujar Juru bicara oposisi urusan pertahanan, Richard Marles.

Alokasi belanja ini termasuk senjata penyerang yang lebih kuat, kemampuan siber dan sistem pengawasan bawah air berteknologi tinggi.

Selama empat tahun, Angkatan Bersenjata Australia (ADF) akan menambah personel sebanyak 800 prajurit, terdiri dari 650 personel untuk Angkatan Laut, 100 untuk Angkatan Udara, dan 50 prajurit Angkatan Darat.

Menurut Anggaran Belanja Departemen Pertahanan 2019-2020, kekuatan personel ADF diperkirakan tumbuh menjadi 60.090 orang tahun ini didukung staf administrasi sebanyak 16.272 orang.

Anggara Dephan diperkirakan tumbuh hingga 2 persen dari produk domestik bruto Australia pada 2020-21, atau sekitar $200 miliar selama 10 tahun".

Baca Juga: Dengar Isak Tangis Orang Tua Soal PPDB DKI Jakarta, Hotman Paris Kritisi Kebijakan Nadiem Makarim, Sang Pengacara: Tolong Pikirkan Lagi, Aku Tahu Kamu Orang Hebat yang Aku Kenal Sejak Kecil

Australia akan membeli Rudal Anti-Kapal Jarak Jauh (LRASM) 158-AG dari Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan biaya $800 juta.

Rudal itu memiliki jangkauan lebih dari 370 kilometer, meningkat signifikan dibandingkan kapasitas 124 km dari rudal anti-kapal Harpoon AGM-84 milik Australia yang diluncurkan pada awal 1980-an.

Dikutip dari Janes.com (10/2/2020), US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada 7 Februari lalu telah meloloskan persetujuan penjualan 200 unit rudal AGM-158C kepada Australia dengan nilai mencapai US$900 juta.

AGM-158C tergolong rudal anti kapal generasi baru. Dirancang oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada tahun 2009, rudal ini dikembangkan ke dalam dua jalur yang berbeda.

Pertama adalah LRASM-A, yaitu rudal jelajah subsonic yang didasarkan pada AGM-158 JASSM-ER milik Lockheed Martin.

Baca Juga: Sambil Bercucuran Air Mata, Ruben Onsu Bongkar Sifat Asli Betrand Peto Saat Keinginannya Tak Dipenuhi, Suami Sarwendah: Ada Satu Kalimat yang di Luar Pemikiran Saya

Source :Serambi News

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x