Langkah AS datang beberapa hari setelah China memulai latihan militernya, yang berlangsung dari Rabu lalu hingga Minggu, dekat Kepulauan Paracel yang disengketakan.
USS Nimitz melakukan latihan di jalur air dengan kapal induk Armada Ketujuh lainnya, USS Ronald Reagan, sejak Sabtu (4/7) lalu, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS 4 Juli.
Angkatan Laut AS juga membawa kapal induk untuk unjuk kekuatan di Laut China Selatan di masa lalu. Tapi, latihan tahun ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dengan China.
Analis AS Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengatakan latihan dua-kapal induk AS menunjukkan kekuatan yang, setidaknya untuk saat ini, hanya dimiliki oleh Angkatan Laut AS.
Melansir CNN, China hanya memiliki satu kapal induk yang beroperasi penuh dengan yang kedua mendekati status itu. Namun keduanya tidak memiliki ukuran dan kemampuan untuk mengangkut pesawat sebanyak dua kapal induk Angkatan Laut AS. Dan kedua kapal induk itu baru saja selesai beroperasi dengan yang ketiga, USS Theodore Roosevelt, di dekat Laut Filipina.
"Skala berbeda dari kekuatan tempur yang ditunjukkan antara latihan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dan Angkatan Laut Amerika Serikat akan terlihat. Itu mengirimkan baik sinyal militer dan geopolitik ke China dan kawasan," kata Schuster. "Latihan Angkatan Laut AS menunjukkan siapa yang memiliki kekuatan potensial lebih besar."
Schuster mencatat bahwa mengoperasikan dua kapal induk di Laut China Selatan dapat menjadi operasi yang lebih kompleks dengan memiliki tiga kapal di Laut Filipina. "Laut Filipina adalah lautan terbuka, sedangkan Laut China Selatan dipenuhi dengan klaim udara dan ruang laut yang saling bersaing," katanya kepada CNN.
Menambah kompleksitas, AS menambah daya tembaknya dalam latihan saat ini dengan pembom B-52 yang terbang dengan pesawat tempur dari kapal induk. Pembom itu terbang 28 jam tanpa henti dari markasnya di Louisiana untuk berpartisipasi dalam latihan, menunjukkan kemampuan Angkatan Udara AS untuk memindahkan aset dengan cepat ke titik panas dunia.
"Serangan semacam ini menunjukkan kemampuan kita untuk menjangkau dari stasiun rumah, terbang ke mana saja di dunia dan menjalankan misi itu, dengan cepat beregenerasi dari pangkalan operasi maju dan melanjutkan operasi," papar Letnan Kolonel Christopher Duff, komandan Skuadron Bom ke-96, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul PLA Navy Terima Tantangan Perang Amerika di Pasifik, Siapa Bakal Jadi Arang?
(*)
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | None |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar