Dia meyakini Presiden Xi Jinping mengepalai program bernama "Perburuan Rubah", menyasar warga China yang dianggap ancaman bagi Beijing.
Wray menyatakan, sasaran negara itu adalah rival politik, pembangkang, dan oposisi yang memaparkan mengenai pelanggaran HAM Beijing.
"Pemerintah China ingin memaksa mereka agar kembali pulang, dan taktik yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut mengejutkan," jelasnya.
Dia menerangkan ketika tak bisa menemukan targetnya, maka Beijing akan mengirim utusan ke keluarga mereka yang tinggal di AS.
Kepada keluarga target, utusan tersebut mengirimkan pesan yang isinya hanya dua pilihan: si target kembali pulang atau bunuh diri.
Zhaoyin Feng, jurnalis BBC News Chinese, menjelaskan ini bukan kali pertama si Direktur FBI menggolongkan China sebagai "ancaman intelijen tertinggi".
Tetapi dia tertarik pada ucapan Wray bahwa Beijing mengerahkan seluruh sumber daya negara untuk memastikan diri sebagai satu-satunya negara adidaya.
"Ini jelas sebuah sinyal bahwa Washington kini memandang Beijing tak hanya sebagai musuh agresif, tapi juga penantang dalam berebut pengaruh dunia," ujar dia.
Dalam permintaan yang tidak biasanya, Wray kemudian menyatakan agar semua warga keturunan Tionghoa melapor jika ada utusan dari Beijing mendatangi rumah mereka.