Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Senin (13/7) menolak klaim China untuk sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan, dengan mengatakan Beijing "benar-benar melanggar hukum".
Ancaman jangka panjang dan lebih serius
Beijing menegaskan, keberadaannya di jalur perdagangan global senilai US$ 3 triliun per tahun tersebut untuk tujuan damai.
Jepang melihat China sebagai ancaman jangka panjang dan lebih serius dari Korea Utara yang bersenjata nuklir.
Beijing sekarang menghabiskan empat kali lebih banyak dari Tokyo untuk pertahanan karena membangun militer modern besar.
Tinjauan pertahanan Jepang juga mengklaim China tampaknya bertanggungjawab atas "propaganda" dan "disinformasi" di tengah "ketidakpastian sosial dan kebingungan" yang disebabkan oleh wabah virus corona.
Kekeliruan informasi seperti itu termasuk klaim bahwa virus corona dibawa ke China oleh anggota militer AS, atau obat herbal China bisa mengobati COVID-19, kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang pada suatu taklimat di buku putih tersebut.
Menurut Buku putih pertahanan itu, ancaman lain yang Jepang hadapi termasuk pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara yang sedang berlangsung.
Juga, kebangkitan aktivitas militer oleh Rusia di langit dan perairan Jepang, kadang-kadang dalam latihan bersama dengan China.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Jepang: Ancaman China lebih serius dari Korea Utara yang bersenjata nuklir"