"Kakak tolong sampaikan pesan saya kepada Bapak Presiden, kami di sini butuh listrik dan sinyal. Siapa tahu listrik dan sinyal sudah ada, orangtua kami bisa beli handphone," ungkap Velisia.
Harapan serupa juga disampaikan Velisia Efrsia Nuna.
Di rumahnya sangat sedikit sumber bacaan sehingga selama belajar dari rumah, ia terkadang bingung mau belajar apa.
"Kami dengar orang ngomong di kota anak sekolah belajar di televisi dan internet. Itu kami dengar saja. Kami di sini mau seperti itu, tetapi listrik dan jaringan internet tidak ada. Sinyal telepon saja susah," ungkap Velisia.
Saat malam tiba, penerangan hanya dibantu lampu pelita.
Kondisi itu pun sudah dianggap biasa.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur Basilius Teto menjelaskan, selama Covid-19, para guru tetap mendampingi siswa dengan kunjungan ke rumah.
Kunjungan itu terjadwal dan mengikuti protokol kesehatan, yakni memakai masker dan menjaga jarak.
"Guru-guru pakai jadwal kunjung ke rumah siswa untuk memberikan materi. Guru juga rutin memberikan tugas rumah kepada siswa," ujar Basilius saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.