Dalam latihan itu, Iran menggunakan UAV Mohajer dan operasi rudal permukaan-ke-permukaan, operasi darat-ke-laut, artileri berat serta ranjau darat.
"Penembakan semua jenis artileri, RPG, dan senjata ringan pasukan tempur jihad dalam barisan dan dari benteng di sekitar pulau, sekali lagi menunjukkan tekad penjaga perbatasan yang membela Republik Islam," tegas pemerintah Iran.
Iran telah menjadi lebih baik dalam penggunaan senjata gabungan dalam beberapa tahun terakhir.
Misalnya, Iran menggunakan pesawat tak berawak dan rudal jelajah untuk menyerang Arab Saudi tahun lalu.
Tujuan keseluruhan latihan ini adalah untuk menunjukkan daya tembak Iran. Iran senang membaca laporan media AS bahwa latihannya menyebabkan kesiagaan di pangkalan udara Dhafra dan Udeid di Teluk, di mana AS memiliki drone dan berbagai pesawat tempur.
Menurut reporter Fox News Lucas Tomlinson, pilot pesawat tempur India di pangkalan udara al Dhafra diminta untuk berlindung selama peringatan ketika Iran menembakkan rudal balistik sebagai bagian dari latihannya.
AS mengutuk peluncuran rudal yang tidak bertanggung jawab.
Mengutip Jerusalem Post, Teheran telah menunjukkan bahwa mereka dapat mengirim tentara AS ke level siaga bahkan tanpa harus benar-benar menyerang pangkalan AS.
Misalnya, tampak rudal Iran jatuh ke wilayah perairan yang "cukup dekat" dengan pangkalan AS di UEA dan Qatar sehingga memicu sistem peringatan.
Aksi ini menjadi cara Iran untuk mengatakan bahwa mereka memiliki Teluk Persia dan AS hanyalah tamu di sana.