Sontak unggahannya tersebutmenjadi buah bibir publik hingga mendapat ribuan likes dan retweet.
Meski belum ada data-data yang dibeberkan secara gamblang untuk mendukung cuitannya tersebut, sang pemilik akun itumengaku mendapat data hasil penelusuran offline.
"Tweet ini berupa pendapat dari hasil beberapa data offline. Pendapat ini akan menjadi kebenaran saatkaryawan perusahaan-perusahaan speak up,media meliput, akun @laporcovid dan @KawalCOVID19 meliput," ujarnya.
Terlepas dari itu, seorang Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial.
Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembaliwork from home(WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.
"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dickydikutip dari Kompas.com, Senin (27/7/2020).
Dirinya juga memberikan catatan, penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat.
Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara. (Nikita Yulia Ferdiaz)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “WFH Diperpanjang hingga Tahun Depan, Warganet Singgung Transparansi Data: 'Banyak CEO Perusahaan Menyembunyikan Data Positif Covid-19'”