“Saya bisa saja klaim sebuah obat. Masyarakat pasti memiliki ekspektasi penyembuhan. Nah kalau tidak sembuh bagaimana, kalau pasiennya meninggal misal bagaimana? Efek sampingnya seperti apa? Pertanggungjawabannya seperti apa?” papar Ahmad.
Oleh karena itu Ahmad menyebutkan bahwa masyarakat harus teredukasi mengenai orang-orang yang mengeluarkan klaim.
Ia berharap masyarakat paham untuk tidak terlalu percaya akan klaim-klaim yang bermunculan tanpa adanya riset atau bukti yang terpercaya.
Lebih lanjut, Ahmad menyebutkan bahwa belum ada ilmuwan yang bisa meyakini obat yang tengah diuji sekarang mampu mengobati Covid-19.
Itulah mengapa hal tersebut dibutuhkan uji klinis.
“Uji klinis harus dirancang dengan serius. Terobosan-terobosan yang dilakukan oleh pihak non-medis harus bekerja sama dengan pihak medis,” tuturnya.
Hadi Pranoto sebelumnya mengatakan telah memberikan cairan antibodi Covid-19 kepada ribuan pasien di Wisma Atlet.
“Wisma Atlet itu didesain bukan untuk pasien gejala berat, melainkan isolasi mendiri pasien gejala ringan sampai sedang. Mengapa tidak ditulis data klinisnya seperti apa. Tidak perlu sampai randomisasi,” tambahnya.
Source | : | Tribunnewswiki.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar