GridHot.ID - Bersepeda kini telah menjadi tren dan menarik banyak peminat yang tentu membuat berbagai pengalaman pun dialami ketika bersepeda.
Termasuk ketika merasa lapar dan melipir di sebuah warung untuk menghilangkan suara keroncongan di perut.
Seperti halnya yang terjadi dengan pesepeda yang satu ini.
Pengalamannya yang dia bagikan di Facebook itu menjadi viral di negeri Jiran dan membuat banyak warganet tertawa geli.
Adapun pria yang mengalami kejadian memalukan ini bernama Mohd Kharbi.
Mohd Kharbi memang sejak dulu hobi bersepeda.
Ia biasa menempuh berpuluh-puluh kilometer bersama sepeda balap kesayangannya.
Suatu hari selepas Hari Raya Idul Adha 2020 dia berinisiatif menyalurkan hobinya gowes menelusuri jalanan Malaysia.
Hingga tibalah ketika ia menuju rute Kuala Terengganu, kejadian ini mungkin tak bisa ia lupakan seumur hidup.
Di tengah perjalanan, Mohd Kharbi merasa perutnya lapar.
Maklum menurut dia, terakhir kali makan malam sebelumnya pukul 21.00 malam waktu setempat.
Sementara itu ia sudah menempuh perjalanan sekira 70 kilometer.
Dengan perut keroncongan, Mohd Kharbi pun mencari rumah makan untuk singgah dan mengisi tenaga.
Karena lapar, pikirannya saat itu diakui Moh Kharbi cukup kacau.
"Tentu saja pikiranku agak kacau. Sepertinya ada warung makan di seberang jalan, saya berbalik dan langsung pergi ke sana. Ada dua wanita di dalamnya, seorang anak dan seorang pria," terang Mohd Kharbi dikutip dari mStar Online.
Ia juga melihat nasi daging di atas meja yang ia pikir itu adalah dagangan.
"Ada hidangan nasi di atas meja. Saya pikir mungkin warung makan ini menjual makanan khusus, yaitu nasi daging."
"Saya, di sisi lain, sangat menyukai menu, terutama yang asli dari Terengganu," tutur Mohd Kharbi polos.
Menurutnya lagi, suasana rumah itu seperti warung makan pada umumnya.
"Saat masuk, lihat situasi di sekitar, saya meyakinkan diri ini warung makan atau rumah? Saya lihat ada gelas di meja samping, berpikir ini sudah pasti warung makan," ungkapnya.
Mohd Kharbi dengan percaya diri kemudian memesan menu.
"Bang nasinya jadi (satu)," ungkapnya.
Setelah memesan menu, ia lantas menikmati hidangan seperti biasanya.
Setelah hidangannya habis, dia berniat membayar nasi yang telah habis disantapnya.
Namun alangkah kagetnya dia ketika hendak menyodorkan uang, ia diberitahu kalau di situ bukanlah warung makan.
Ia baru tahu jika beberapa orang yang dikiranya pelanggan ternyata adalah anak-anak dari pemilik rumah dan tetangga mereka.
"Saya diberitahu ternyata orang-orang yang makan itu adalah putra pemilik rumah dan sebagian tetangga sebelah."
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka ketika ada orang yang datang ke rumah lalu meminta nasi," ucapnya.
Mohd Kharbi lalu menyebut beruntung orang Melayu terkenal ramah kepada tamu yang meminta makanan.
Mereka sudah terbiasa menerima orang yang minta makan dan menggratiskannya.
Namun kejadian yang menimpanya ini, bagaimanapun membuat dia merasa malu luar biasa.
"Ketika sudah selesai makan, saya ingin mengambil uang dari saku belakang saya dan bertanya habis berapa? Lalu pemilik rumah menyebut ini bukan warung makan."
"Aduh, bayangkan bagaimana perasaanmu waktu itu?"
"Ketika kamu ingat momen saat masuk rumah dan meminta nasi, saya tidak menegnal mereka, mereka juga tidak mengenal saya. Rasanya sangat tidak sopan," katanya lagi.
Mohd Kharbi menambahkan, dia mengira rumah itu adalah kedai karena dapur rumah dibuat terbuka di halaman.
Lebih meyakinkan karena dia melihat beberapa orang sedang makan sementara seorang wanita tua mengambilkan makanan seperti halnya pelayan.
"Bibi itu juga mengambilkan makanan, benar-benar seperti warung makan," jelasnya.
Cerita Mohd Kharbi ini viral bermula ketika ia membagikannya di grup Facebook My Kayuh yang beranggotakan para pecinta sepeda di Malaysia.
Postingannya itu sempat dibagikan ulang di akun Twitter oleh seorang warganet hingga menimbulkan riuh komentar.
Anda pernah mengalami pengalaman serupa?
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judulPerut Lapar, Pegowes Ini Mampir Makan di Rumah yang Ia Kira Warung, Betapa Malunya saat Mau Bayar(*)