Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan adanya 2.750 ton amonium nitrat bahan untuk pupuk dan peledak disimpan di gudang "tidak dapat diterima."
"Saya tidak akan diam sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sehingga kita dapat meminta pertanggung jawaban dan menerapkan hukuman paling berat," kata Hassan di akun Twitter resminya.
"Tidak dapat diterima ada 2.750 amonium nitrat disimpan di gudang selama enam tahun, tanpa adanya langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga."
Rumah sakit rumah sakit dilaporkan kewalahan dan banyak gedung yang hancur.
Seorang mahasiswa, Fitrah Alif melalui akun Twitter menulis, "65 mahasiswa terpantau aman lagi pada rebahan di kasur asrama masing-masing."
"Masjid Muhammad al-Amin yang merupakan masjid negara (Masjid Istiqlalnya Lebanon) terkena dampak yang cukup dahsyat," tulis Fitrah dalam cuitannya.
Sore ini terjadi sebuah ledakan besar di kota Beirut, belum ada keterangan resmi dari otoritas setempat. Di Lebanon terdapat Diaspora Indonesia yang meliputi; Pegawai KBRI, Mahasiswa/i, TNI-Unifil, TKI, dan WNI yang menikah dengan warga setempat. Dan kami bagian dari mahasiswa. pic.twitter.com/5q4ZfVROAx
— Fitrah Alif (@alif_robinson) August 4, 2020
Wartawan BBC di Beirut, Sunniva Rose mengatakan seluruh kota tampak menghitam.
"Mengendarai menyusuri Beirut menjelang malam, benar-benar berantakan. Jalan-jalan penuh dengan kaca, sulit untuk ambulans lewat, banyak batu-batu, bongkahan semen, rumah-rumah ambruk," kata Rose.
Source | : | Wartakotalive |
Penulis | : | None |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar