Gridhot.ID - Masih ingat dengan polemik Toa Anies Baswedan di Jakarta?
Diketahui awal tahun 2020, masyarakat digemparkan dengan cara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatasi banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Senin (13/1/2020) silam mengatakan, pihaknya mengusulkan anggaran sekitar Rp 4 miliar untuk pembelian enam alat TOA sebagai DWS.
“DWS ini merupakan alat berupa speaker jarak jauh yang berfungsi mengumumkan informasi kepada masyarakat pada daerah rawan banjir yang dibunyikan saat pintu air alirannya siaga 3,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi, Muhammad Ridwan.
Melansir Kompas.com, diberitakan pada Januari lalu Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar guna membeli enam set pengeras suara alias TOA canggih.
"Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, pada (8/1/2020) lalu.
"Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine," ujarnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) BPBD, M. Ridwan mengatakan, pengeras suara yang dinamakan Disaster Warning System (DWS) ini tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.
"Alatnya memang pakai toa, tapi bukan menggunakan toa seperti yang ada di masjid," Rabu (15/1/2020), dikutip dari Tribun Jakarta.