"Mereka (majikan) rakus," kata Boris Prokoshev kapten kapal MV Rhosus pada 2013, dikutip dari Reuters Jumat (7/8/2020).
Prokoshev berkata, kapal itu membawa 2.750 ton bahan kimia dari Georgia ke Mozambik, yang sangat mudah terbakar.
Kapal kemudian diperintahkan memutar ke Beirut untuk memuat beberapa alat berat, guna diantar ke Pelabuhan Aqaba di Yordania.
Rencananya setelah berlabuh di Yordania, kapal Rhosus baru bisa berangkat lagi ke tujuan semula di Afrika, di mana amonium nitrat itu akan dikirim ke pabrik bahan peledak.
Namun pada akhirnya kapal itu tak pernah meninggalkan Beirut. Mereka gagal memuat kargo tambahan setelah berulang kali mencoba.
Situasi diperparah dengan perselisihan panjang mengenai biaya pelabuhan.
"Itu tidak mungkin (dilakukan)," kata Prokoshev (70) tentang muatan kargo ekstra tersebut.
"Itu bisa menghancurkan seisi kapal dan saya berkata tidak," katanya kepada Reuters melalui telepon rumahnya di Sochi, Rusia.
Kapten dan pengacara untuk beberapa kreditur menuduh majikan sengaja meninggalkan kapal dan membiarkannya ditahan.