"Perlu saya jelaskan, tidak ada satupun rupiah keluar dari uang Pak Gatot, dari Pak Din Syamsuddin, dan dari Pak Rochmat Wahab, karena mereka presidium," kata Yani saat dihubungi Tribunnews, Jakarta, Kamis (20/8/2020).
Menurut Yani, anggaran deklarasi KAMI berasal dari patungan para tokoh yang berasal dari berbagai macam latar belakang, dan tidak didominasi satu atau dua orang saja.
"Anggaran juga kecil, untuk sewa kursi, sewa tenda, sewa soundsystem, dan cetak buku maklumat."
"Di bawah Rp 50 juta dan kami bagi bersama," papar Yani.
Baca Juga: Ditanya Boy William Mau Nggak Jadi Presiden, Ganjar Pranowo: Enak Aja, Emang Negara Punya Nenekmu?
Yani enggan menduga pihak yang menuduh deklarasi KAMI dibiayai oleh Gatot.
Namun, serangan tuduhan tersebut memang kerap dilakukan dari pihak yang merasa ingin dekat dengan pemerintah.
"Ya kita enggak ngerti, apa orang-orang yang ada di sekitar, atau orang yang mau dekat Istana, atau cari muka ke Istana. Ya biasalah itu," ucap Yani.
Sebelumnya, sekelompok masyarakat mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (18/8/2020).
Mereka mendeklarasikan 10 Jati diri yang dibacakan oleh Ahmad Yani yang didapuk sebagai Ketua Komite KAMI.