Maskapai domestik menangguhkan layanan antara Sittwe dan Yangon.
Puluhan ribu orang tinggal di kamp-kamp pengungsian di seluruh Rakhine karena pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak etnis.
Sittwe juga merupakan rumah bagi kamp-kamp dengan sekitar 100.000 Muslim Rohingya telah dikurung sejak pecahnya kekerasan pada 2012.
Warga Rohingya sebagian besar ditolak kewarganegaraannya dan menghadapi pembatasan ketat atas kebebasan bergerak dan akses ke perawatan kesehatan.
Kyaw Hla, pemimpin komunitas di salah satu kamp, mengungkapkan, staf pemerintah telah berkunjung pada Jumat (21/8), tetapi kondisinya terlalu buruk untuk mengikuti saran tentang jarak sosial dan kebersihan.
"Tidak boleh tinggal di sini, di ruangan kecil dengan banyak orang. Kami selalu memiliki kekhawatiran di kamp, Covid-19 atau masalah lainnya. Keluarga tinggal di kamar berukuran 8 kali 10 kaki atau 8 kaki kali 14 kaki. Tidak akan menjadi lebih baik," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Virus corona yang sangat menular menyerang, Myanmar lockdown Kota Sittwe.
(*)