"Kami tidak menerapkan pembatasan ketat, namun jelas hal ini cukup berhasil," ujar Profesor Joakim Dillner, epidemiolog dari Karolinska Institute.
Bahkan disebut pendekatan Swedia termasuk sangat naif.
Baca Juga: 4 Tahun Bercerai, Syahrul Gunawan Mendadak Unggah Soal Mempelai Wanita: Mantannya Mah, Musam-mesem!
"Mereka memiliki tingkat kematian yang 10 kali lipat dari satu juta penduduk dibanding negara-negara sekitarnya," katanya.
Dia menjelaskan, tidak banyak ditemukan antibodi pada orang tanpa gejala, yang berarti mereka cenderung tidak kebal terhadap Covid-19.
"Mereka harus pikirkan kembali apakah cara ini benar-benar tepat?" ujar Prof. Goldsmith.
"Terutama karena belum terjadi ada kekebalan massal, yang menurut saya, tidak akan pernah terjadi," jelasnya.
Namun Prof. Dillner menyatakan sebenarnya sudah terjadi penyebaran signifikan di beberapa wilayah Stockholm.
Penelitiannya menunjukkan sekitar 8 hingga 31 persen tenaga kesehatan di Stockholm telah memiliki antibodi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Benarkah Herd Immunity di Swedia Gagal? Begini Penjelasannya..."