Sejak banjir dimulai pada bulan Juni 2020, para pejabat berulang kali menawarkan jaminan bahwa bendungan tersebut dapat menahan apa yang disebut ‘banjir sekali dalam seabad’.
Beberapa laporan media pemerintah telah melangkah lebih jauh, mengklaim bahwa bendungan itu hampir pasti mencegah banjir yang lebih buruk di kota-kota di hilir, termasuk Wuhan, tempat pandemi Covid-19 dimulai.
Pada hari Jumat (21/8/2020), para pejabat mengumumkan bahwa aliran ke Bendungan Tiga Ngarai agak berkurang, meskipun mereka tetap waspada.
"Tekanan pengendalian banjir di bagian tengah dan bawah Sungai Yangtze telah berkurang," lapor Kantor Berita milik pemerintah, Xinhua.
Jalur air besar China lainnya, Sungai Kuning, juga mengalami luapan banjir.
Kementerian Sumber Daya Air China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa di provinsi Shaanxi pada Jumat sungai di sana telah mencapai tingkat tertinggi sejak 1997.
Hampir 700 sungai kecil dan anak sungai juga telah banjir, membebani bendungan dan tanggul yang ada. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Setelah Wabah Covid-19, Pemimpin China Kini Diuji dengan Tantangan Baru Berupa Banjir Besar (*)
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar